Mohon tunggu...
Raihan Alamsyah
Raihan Alamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

take the risk!!

Selanjutnya

Tutup

Nature

PLTN vs PLTU: Manakah yang Lebih Baik untuk Kehidupan Manusia?

28 Mei 2021   08:48 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:55 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara merupakan komponen penting kehidupan makhluk hidup di planet yang kita cintai ini. Mulai dari manusia hingga tanaman memerlukan udara untuk bertahan hidup. Komponen udara terdiri dari 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon. Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair lainnya.

Di era revolusi industri 4.0 ini, semuanya sudah canggih. Banyak alat yang menggunakan listrik. Hal ini dengan alasan meminimalisir emisi gas kaca. Namun, hal ini tidak dibarengi oleh penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Uap ke Pembangkit Listrik yang lebih ramah lingkungan. Dilansir dari IPCC, emisi gas kaca sebesar 78% merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu, konsumsi energi dunia yang menggunakan bahan bakar fosil sebesar 84%.

Pada tahun 2019, pembangkit listrik masih didominasi oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil sebesar 63%. Murah, alasan yang membuat tidak mengganti PLTU ke Pembangkit Listrik yang lain. PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan pembangkit listrik yang menghasilkan energi yang cukup besar namun menghasilkan emisi gas kaca yang lebih sedikit dibandingkan PLTU. Namun, masih ada sebuah ketakutan dimana masyarakat takut terjadi sebuah bencana seperti bencana Chernobyl dan Fukushima.

Pada bencana Chernobyl, WHO menyebutkan ada 31 orang meninggal secara langsung akibat dampak ledakan. Selain itu, ada 140 orang yang meninggal diakibatkan penyakit akibat radiasi sisa dari bencana tersebut.Pada bencana Fukushima, WHO menyebutkan ada 573 orang yang meninggal. Namun, kematian ini bukan diakibatkan oleh radiasi langsung, melainkan diakibatkan oleh stress pada saat evakuasi sekitar area reaktor.

Angka-angka diatas merupakan angka yang bisa dibilang kecil dibandingkan kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Air di China pada tahun 1975. Bencana tersebut memakan korban jiwa sebanyak 85-240 ribu jiwa. PLTN sebenarnya menggunakan prinsip kerja yang mirip dengan PLTU. Namun, yang membedakan adalah bahan bakar, PLTN menggunakan reaksi fisi, sementara PLTU menggunakan pembakaran bahan bakar fosil.

Perbedaan bahan bakar disini adalah perbedaan yang signifikan. Bahan bakar fosil pada saat pembakaran menghasilkan ozon, sulfur dioksida, karbon monoksida dan nitrogen dioksida. Hal ini yang menyebabkan pemanasan global. Sementara itu pada PLTN panas yang digunakan merupakan hasil dari reaksi fisi atom uranium maupun polonium.Hal ini pun dibuktikan dengan data bahwa sumber energi yang berasal dari nuklir menyumbang emisi gas kaca sebesar 4%. Usaha untuk menurunkan emisi gas kaca sebenarnya sudah dilakukan. Salah satu usahanya adalah mengubah semua menjadi berbasis tenaga listrik. Namun apakah hal ini tepat?

Pembangunan PLTU membutuhkan dana sekitar 23,9 miliar untuk satu MW. Untuk pembangunan PLTN, membutuhkan dana sekitar 81 miliar rupiah untuk satu MW. Perbandingan dana yang cukup signifikan memang diantara kedua itu. Namun, dengan dana yang murah tersebut dampak yang ditimbulkan oleh PLTU akan mengucurkan dana yang lebih besar dibandingkan untuk membangun sebuah PLTN. Akibat dari pembangunan PLTU, emisi gas kaca dunia semakin meningkat. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan 1 tahun, PLTU membutuhkan 2,21 juta ton untuk kapasitas 1000 MW. Sementara itu, PLTN hanya membutuhkan 21 ton dalam setahun dengan kapasitas yang sama.

Untuk menyelamatkan bumi, kita harus menurunkan emisi gas kaca hingga 0%. Oleh karena itu, selain menggunakan PLTN, kita juga harus berinovasi dengan sumber energi terbarukan seperti hydropower, solar cell dan yang lain. Namun, jalan menuju seluruh energi bisa dihasilkan melalui sumber energi terbarukan, alangkah baiknya apabila kita menggantikan PLTU dengan PLTN demi mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi pada bumi kita ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun