Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Love

Jangan Baper! Gak Semua Yang PDKT Itu Beneran Pengen Jalin Hubungan

25 Juli 2025   10:36 Diperbarui: 25 Juli 2025   10:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laut dan tulisan No Drama ( Sumber : Meta AI) 

Selalu saya tekankan kepada teman-teman perempuan saya. Sebagai perempuan untuk menjaga diri dari godaan laki-laki yang mendekati. Untuk tidak mudah baper. Karena gak semua laki-laki itu beneran pengen jalin hubungan, gak semua yang mendekat itu punya niat bertahan. 

Banyak diantara orang-orang yang mendekat, melakukan PDKT hanya untuk sekadar menghabiskan waktu luang. Atau sekadar penasaran. Habis penasaran, selesai juga PDKT. Maka jangan buru-buru menaruh perasaan kepada orang-orang yang mendekat. 

Buat gerbang dan tembok tinggi. Kepada perasaanmu. Kalau kamu biarkan dia mendekat. Kalau kamu gak mau sakit hati. Jangan sampai niatnya hanya untuk sekadar teman dekat. Kamu malah menganggapnya lebih. Pelajari dulu niat dari orang yang mendekati itu. Apakah dia ingin menjadi sahabat? Ingin jadi rekan bisnis? Atau ia ingin bantuan? Atau ia ingin menikah? 

Jangan buka gerbang perasaan! Sampai dia bilang kalau dia ingin menikahimu. Dan datang bertemu keluargamu. Kalau belum sampai ke titik itu, jangan bawa perasaan. Apapun kalimat dan gombalan yang ia lontarkan. Bisa jadi hanya omong kosong belaka, yang ia sendiri sudah lupa bicara apa. 

Dari pengalaman beberapa teman, saya bisa mengambil suatu pelajaran. Sangat penting untuk jangan baper kepada lawan jenis yang sedang berusaha melakukan PDKT. Beberapa pengalaman teman saya mengajarkan saya bahwa gak semua orang yang PDKT itu ingin menjalin hubungan yang serius. 

Sebut saja nama teman saya Fulanah, beberapa bulan terakhir dia selalu menceritakan seseorang kepada saya. Katanya dia lagi dekat dengan orang itu sebut saja nama Fulan. Si Fulanah teman saya, selalu baper dengan gombalan dan kalimat-kalimat pujian yang dilontarkan si fulan. Yang kalau kita sebagai perempuan bisa menangkap seolah-olah si fulan ini ema g ada perasaan ke si fulanah. 

Tapi, selepas kami berbincang. Suatu sore di gerbanh kampus. Saya melihat si fulan bersama perempuan yang lain. Kebetulan di samping saya ada seorang teman yang kenal betul siapa si fulan ini. Dia ceritakanlah kalau si fulan ini punya pacar dan pacarnya itu adalah perempuan  yang dibonceng nya tadi. Saya agak syok sedikit, karena teman saya sedang dekat dan lagi butterfly era ke si fulan. 

Nah dari sini saya bisa nangkap sesuatu, Fulanah adalah perempuan polos yang muda dimanipulasi dengan trik PDKT-an   si fulan. Dengan gombalan dan perhatian. Maka dari itu saya tegaskan jangan sekali-kali baper dulu ketika ada seseorang yang berusaha mendekat. Bisa saja dia lagi nyari tempat berpaling aja. Kayak si fulan tadi. 

Lain lagi, dengan cerita si Jamil. Si Jamil ingin belajar bahasa Inggris tapi gak punya komunitas dan dia juga gak sanggup kalau harus bayar kursus. Dia kenal satu orang yang jago banget bahasa Inggris dan terkenal baik. Namanya Jamilah. Dia dekatilah si jamilah ini. Dari awal, si Jamil mendekatinya hanya untuk belajar bahasa Inggris. Dan dia udah menyampaikan itu dari awal ke si Jamilah. Bahwa dia cuma mau belajar bahasa Inggris aja. Tapi seirint waktu, si Jamilah terlanjur baper. Padahal si Jamil udah bilang kalau dia gak punya perasaan. Dia cuma mau belajar bahasa Inggris. Nah, akhirnya si Jamilah merasa dia hanya dimanfaatkan. Ia merasa menjadi perempuan paling tersakiti di dunia. 

Itulah mengapa saya bilang pentingnya untuk tegas ke diri sendiri. Dengan cara menyaring dan mem filter siapa yang boleh masuk ke hidup kita siapa yang boleh masuk ke perasaan kita dan menyentuh area pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun