Sesuai ketetapan; hidup, mati, rejeki dan jodoh, keempat tersebut adalah ketetapan yang tak usah kita ragukan lagi. Kita hanya harus menjemputnya dengan cara dan versi tebaik. Begitu kira-kira yang sering diucapkan tetua dikeluarga kita. Tentulah benar hal tersebut, karena sudah sering pula kita dengar diberbagai kajian.
Apakah pekerjaan yang paling baik? Tentu jawabannya pekerjaan yang menghasilkan paling besar. Tentu secara hitungan, itu lah jawabannya.
Tapi kata jemputlah dengan cara yang baik adalah kuncinya.
Coba bayangkan "sekarang kita sudah mencapai pangkat tertinggi di pekerjaan kita. Tapi dulu, ingat ketika mendapatkan pekerjaan tersebut, ada beberapa hal yang tak seharusnya kita lakukan.
Uang yang kita makan dari pekerjaan yang kita lakukan sekarang, memang milik kita, tapi sayang bukan dengan cara yang benar.Â
Padahal jika kita sabar dan berusaha dengan cara yang benar, uang itu juga akan datang kepada kita. Walaupun bentuknya bukan dalam uang dan diganti bentuk lainnya, karena rejeki tidak sebatas kata uang saja.
Tapi sabar itu tidak mudah, begitu kita dalam sehari-hari.
Tapi kadang kita perlu diingatkan bahwa usaha dan pekerjaan yang berpeluh, beletih-letih lah adalah salah satu timbangan ibadah, apalagi rejeki tersebut digunakan untuk menghidupi diri sendiri, keluarga, berbuat baik kepada orang lain dan bersedekah. "Begitu pernah dikatakan tetua-tetua dirumah kita".
Jangan takut, jangan sedih, berusahalah dengan usaha terbaik. Karena kita dijadikan, tentu yang Menjadikan paling tahu tentang kita. Mana yang kita butuhkan, mana yang kita inginkan, mana yang tidak perlu dan mana yang perlu.