Mohon tunggu...
rahmi
rahmi Mohon Tunggu... The power of doa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Impian Besar Wanita Bercadar

27 Oktober 2019   12:04 Diperbarui: 27 Oktober 2019   12:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ida sartina wanita hebat yang lahir di tengah tengah keluarga sederhana tapi tidak sesederhana impiannya. Ida, nama yang akrab di sapa  ini kelahiran rambong payong 16 juli tahun 2000,  anak dari ibu nursiah dan ayah fachruddin merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara.

Ida mengahabiskan waktu di pondok selama 6 tahun sejak kelas tiga MTs's baitul aidah di bireun, aceh. sampai kelas 3 MAS baitul aidah, ida sendiri mulai memakai cadar dari kelas 3 MTs s  dia menganggap bahwa dengan memakai cadar akan menghindarkan dia dari berbagai fitnah.

Ida sendiri saat ini adalah salah satu mahasiswa berpretasi di kampus STAIN teungku di rundeng meulaboeh  dia juga aktif di berbagai organisasi baik di kampus maupun eksternal kampus sembari kuliah ida juga tidak meninggalkan dunia pondok yang selama ini di gelutinya, sambil kuliah dia juga belajar dan mengajar di salah satu pondok pesantren yang ada di meulaboh tepatnya di gampa.ida adalah salah satu santri jebolan pesantren di bireun yang sudah mahir membaca kitab kuning, dan sudah menjadi guru pengajian saat dia menduduki kelas 3 pengajian. Dan ini selaras dengan cita citanya yang ingin menjadi seorang pengajar.
Terlepas dari itu semua ida saat ini adalah mahasiswa semester 3 prodi ilmu alquran dan tafsir.

Ida sendiri memiliki target di umur yang ke 20 bisa mahir berbahasa arab dan bercita cita bisa menempuh sekolah sampai S3 dengan tetap memakai cadar. Dengan berbagai target dan keinginn yang ingin di capainya tapi tidak terlintas di benaknya bahwa cadar itu membuat dia terganggu untuk berprestasi dan berkarya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun