Mohon tunggu...
Rahmi KemalaHandayani
Rahmi KemalaHandayani Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswa

Rahmi Kemala Handayani, Mahasiswi UPI Tasikmalaya Prodi PGPAUD 2018. kelahiran Sukabumi 21 Tahun lalu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Luring di Alam SDN Cikupa Bersama Mahasiswa Kampus Mengajar

29 September 2021   18:46 Diperbarui: 29 September 2021   19:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SD Negeri Cikupa Merupakan salah satu Sekolah Dasar yang berdiri kokoh di bagian desa Lengkong Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi. Sekolah  ini memiliki cerita tersendiri bagaimana bisa terlahir dan tetap bisa berjalan hingga sampai saat ini. 

Menurut keterangan salah seorang guru SD tersebut menjelaskan bahwa, Ketika itu anak-anak sekitar kampung Cikupa jarang sekali menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.

 Anak-anak saat itu lebih banyak menghabiskan waktu mereka diladang untuk membantu orang tua mereka menguruh ladangnya. Hingga akhirnya lahirlah Kelas Jauh dari SD Negeri 1 Lengkong yang letak aslinya di pusat kecamatan Lengkong, sampai selang beberapa waktu akhirnya SD Negeri Cikupa dapat berdiri sendiri.

Masa Pandemi menuntut segala perubahan terjadi termasuk dalam bidang pendidikan. SD Negeri Cikupa sudah pasti menjadi salah satu yang mendapat dampak dari pandemic yang telah terjadi, entah dampak baik atau buruk sekalipun. 

Dengan segala keterbatasan tuntutan pendidikan harus terus terpenuhi dan dijalankan. Bukan hanya di SD Negeri Cikupa saja pastinya diseluruh sekolah dipenjuru tanah air para Guru harus bekrja ekstra mencari strategi serta metode pembelajaran terbaik yang dapat dilakukan untuk para siswa/siswi mereka.

Pembelajar berbasis Daring menjadi salah satu jawaban dimasa pandemic. Pembelajaran yang terasa evisien karna dapat dilakukan dari jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan dan Teknologi. Tetapi, dengan keadaan yang ada dimana letak daerah dimana para siswa tinggal tidak mendukung adanya jaringan seluler serta masih banyak siswa yang keterbatasan dalam kepemilikan teknologi.

Dengan keterbatasan yang dihadapi ini pembelajaran pun dilakukan secara Luring. Pembelajaran dirancang dengan membagi beberapa kelompok belajar dibeberapa tempat dengan jumlah siswa terbatas. Setiap hari guru dengan penuh semangan pergi untuk mengjar dibeberapa kelompok belajar yang jaraknya cukup jauh antara satu kelompok belajar dengan lain.

Hingga kedatangan kami sebagai peserta Kampus Mengajar Angkatan 1, sehingga  tentu kami mengikuti kebiasaan proses pengajaran secara luring. Kemudian daerah sekitar kelompok belajar luring masih banyak tempat alam yang menyegarkan, seorang guru dengan kelompok belajarnya menyarankan pembelajaran dilakukan dilakukan dialam bebas dan terbuka. Pembelajaran hari itu tentang meningkatkan numerasi anak kelas 6 pada materi perkalian.

Kami mahasiswa Kampus Mengaja Angkatan 1 pun merancang pembelajaran di alam terbuka yang dikemas dengan permainan yang dapat meningkatkan daya ingat bagi siswa/siswi.

Siswa/siswai sangat antusian mengikuti pembelajaran yang dilakukan hari itu, mereka merasa sedang melakukan permainan saja padahal mereka sedang belajar. 

Pembelajaran yang dilakukan dialan terbuka seperti itu juga membuat pikiran jauh lebih teruka dan memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga tidak terasa membosankan serta meningkatkan daya tangkap pembelajaran yang lebih baik bagi siswa/siswi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun