Mohon tunggu...
rahmat yudhistira
rahmat yudhistira Mohon Tunggu... -

jika aku menghadap sunyi terasa kaki melangkah diatas gumpalan es yang sangat dingin. Itulah yang membuatku tahu aku adalah diriku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nuklir Biru

6 Oktober 2010   16:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada marah

Tak ada benci

Tak ada dendam membara

Nuklir biru tak tersentuh

Tangan bejat yang jahat kana berdawai

Gerakan tubuh semakin tak terhindarkan

Dia terjadi dari langkah yang terjadi

Karena rasa cinta akan hidup

Sebentuk ngiang asamara

70% taku akan kebeasaran Allah

Nuklir bir pusaka suci dari Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun