Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Pelajaran Hidup Sang Anak Rantau

25 Desember 2015   16:15 Diperbarui: 25 Desember 2015   16:24 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali terjadi perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, atau biasa disebut dengan transmigrasi. Hal ini bisa disebabkan mulai dari kurangnya fasilitas yang memadai di daerah asal. Seperti contohnya transmigrasi seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaaan yang lebih menjanjikan atau seseorang yang ingin menimba ilmu di luar kota.

Secara tidak langsung terdapat beberapa pelajaran yang bisa dipetik selama menjadi anak rantau, dan hal itu merupakan pelajaran nonformal yang sebenarnya berguna bagi kita. Dibawah ini merupakan sebagian pelajaran yang bisa dipetik menurut saya.

  1. Lihai dalam memanage keuangan

Selama masa perantauan, otomatis kita jauh dari keluarga terutama orang tua. Bagin anak rantau yang merantau untuk menuntut ilmu sebagian besar biaya hidup mereka ditanggung oleh orang tua. Ada yang dijatah perbulan, ada juga yang tidak. Dalam masalah ini, ketangkasan dalam memanage keuangan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup anak rantau. Karena sumber makan dan kehidupan sehari-hari sangat bergantung dari uang tersebut. Begitu juga dengan mereka yang merantau untuk bekerja, jika tidak pintar mengatur keuangan, maka bukan tidak mungkin upah yang seharusnya terkumpul bisa ludes untuk memebeli keperluan yang sebenarnya tidak terlalu penting. Dan bagi para perempuan, ini bisa dijadikan ajang simulasi untuk mereka jika sudah berkeluarga nantinya.

  1. Teman yang beragam

Dalam menjadi anak rantau, otomatis kita akan melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, dan ditempat lain tersebut kita akan menemukan teman-teman baru, bahkan teman yang sesama anak rantau. Hal itu merupakan point plus, karena teman yang kita punya bukan berasal dari daerah yang itu-itu saja. Kita bisa bertukar budaya, bahasa, dan secara tidak langsung hal tersebut tentu menambah pengetahuan kita. Menarik bukan?

  1. Belajar mandiri

Ini sudah jelas pasti, bagaimana kita yang mungkin sehari-harinya manja, makan masakan ibu, hidup dilingkungan keluarga, semua itu akan hilang seketika saat kita menjadi anak rantau. Tidak ada aroma masakan ibu, omelan ayah, dan kehangatan keluarga yang lainya. Kita akan terbiasa mengurus semuanya sendiri. Kabar baiknya adalah, hal itu merupakan pelajaran hidup yang tidak akan didapat melalui teori buku manapun dan kita anak rantau dapat belajar itu secara Cuma-Cuma alias gratis. Kita tidak akan merasa kaget jika suatu saat kita mulai membina keluarga yang jauh dari orangtua.

  1. Sarana melatih kesabaran

Saat masa-masa rantau, hal yang kerap terjadi adalah rasa rindu terhadap keluarga dirumah, suatu siksaan yang hanya bisa disembuhkan dengan pulang kampung. Namun, keinginan tinggalah keinginan, terkadang banyak hal-hal yang menghambat rencana pulang kampung. Dalam masalah ini sabar adalah kunci utama.

  1. Belajar bertanggungjawab

Ini merupakan point yang menurut saya paling penting dan bisa menentukan bagaimana nasib kita kedepannya. Saat menjadi anak rantau, sudah pasti tidak ada orangtua atau sanak keluarga yang akan mengawasi kegiatan kita sehari-hari. Kita akan bebas dari peraturan orangtua yang terkadang terasa mengekang kita. Namun, disinilah letak tanggungjawab kita sebagai anak rantau dipertanyakan. Orangtua yang rela melepas anaknya pasti menyimpan rasa kepercayaan yang tinggi pula terhadap anaknya, bahkan terkadang pasti muncul rasa khawatir.

Disini kita belajar menjadi seorang yang bertanggungjawab terhadap rasa percaya dan harapan orangtua dirumah. Kita bebas, namun harus tetap dalam kadarnya. Bagaimana kebebasan kita bisa kita aplikasikan ke hal-hal yang baik, seperti aktif di berbagai kegiatan yang positif.

Itulah hal-hal yang saya pelajari selama menjadi anak rantau. Disini saya hanya menuliskan poin-poin plusnya saja, karena memang saya menulis hal-hal yang bisa dipelajari. Karena menjadi anak rantau bisa menjadi sarana dalam mendapat pelajaran berharga untuk hidup, dalam artian mereka yang merantau di jalan yang benar. Jika masih ada pelajaran lain yang belum saya tuliskan, mari sumbangkan ke kolom komentar, karena kita disini untuk berbagi. Sukses anak rantau...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun