Mohon tunggu...
Rahmatullah Syabir
Rahmatullah Syabir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Penulis Partikelir. Nulis sekedar hobi saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Setelah Menyelamatkan Anak Kucing di Kolong Got

3 Desember 2020   19:30 Diperbarui: 3 Desember 2020   19:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 6 pagi, masih sepi. Saya langsung ke depan rumah, ternyata anak kucing itu masih berteriak. Alhamdulillah, tuhan masih memberikan kesempatan hidup. 

Saya lalu cek kondisi dan posisi anak kucing itu. Setelah dicek, saya buru-buru cari alat yang panjang yang bisa digunakan untuk menarik anak kucing itu. Dan saya menemukan belahan bambu yang lumayan panjang. Akhirnya beberapa menit kemudian anak kucing itu diangkat dari kolong got.

Setelah diangkat, saya taruh di pekarangan rumah, lalu mengambil air satu ember. Karena kondisi anak kucing benar-benar sudah hitam karena bekas air got itu. 

Setelah dibersihkan, saya masukkan ke dos air mineral yang sudah dialasi baju yang tidak terpakai. Kemudian dikasi makan, sebenarnya dia mau makan, tapi mulutnya dan kondisi yang lemah tidak memungkinkannya makan. Dia seharian telungkup, makan yang diberi tidak dimakannya. Kondisinya benar-benar sangat lemah. Setiap saat saya cek, memastikan bahwa anak kucing itu masih hidup.

Kemudian pagi harinya, bulunya sudah mulai kering, dan warnanya sudah terlihat semestinya. Tapi kondisi masih sangat buruk, terutama matanya masih susah dibuka seratus persen. Walaupun begitu, saya taruh di pekarangan, dan anak kucing itu sudah mau makan. Saya jagain supaya tidak ke depan lagi, supaya tidak jatuh ke got lagi.

kondisi anak kucing yang membaik setelah berada semalaman di kolong got. | dokpri
kondisi anak kucing yang membaik setelah berada semalaman di kolong got. | dokpri
Karena ibu saya lumayan risih terhadap anak kucing, sebab kotorannya masih tersebar sembarangan. Dia menyarankan untuk di bawah ke belakang rumah, yang memang bersebelahan dengan kandang ayam bapak saya. Kemudian saya taruh di belakang rumah, dan sekarang sudah membaik dan tidak ke mana-mana lagi, karena memang sering diberi makanan.

Cerita ini di satu sisi sebagai bentuk kesedihan karena momennya pas dengan hari-hari pasca berpulangnya nenek kami, tapi dengan adanya kejadian anak kucing ini memberikan setidaknya secercah senyum yang sebelumnya penuh dengan tangisan dan kesedihan.

Saya tidak tau apakah tulisan ini masuk dalam ketegori event yang dilombakan, tentang berbagi, memberi, dan menyantuni. Tapi apa yang saya lakukan ini sebagai bentuk kepedulian saya terhadap sesama makhluk hidup. Sama butuh pertolongan, butuh makan, butuh tempat tinggal, dan sebagainya. Karena masih banyak orang di luar sana, yang masih memperlakukan kucing tidak semestinya.

Dan definisi kebahagiaan menurut saya adalah apa yang saya lakukan tersebut. Membuat dan menolong hewan untuk tetap hidup ketika kondisi sangat tidak memungkinkan adalah perbuatan yang saya sangat impikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun