Mohon tunggu...
Rahmatullah Syabir
Rahmatullah Syabir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Penulis Partikelir. Nulis sekedar hobi saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Setelah Menyelamatkan Anak Kucing di Kolong Got

3 Desember 2020   19:30 Diperbarui: 3 Desember 2020   19:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam terakhir takziah atas berpulangnya nenek kami Dato Sakking, beberapa hari yang lalu (20/11), memberikan sebuah cerita tersendiri pada apa yang telah saya alami.

Setelah pulang shalat maghrib berjamaah di masjid yang kebetulan dekat dengan rumah, suasana rumah masih belum ramai. Karena memang acara ceramah takziah biasanya dilakukan setelah shalat isya. Saya dan keluarga lainnya, sedang sibuknya membagi tugas. Ada yang bekerja di dapur, untuk menyediakan kue dan ada yang di luar rumah mempersiapkan acara dan mengatur kursi.

Ketika sedang bekerja tersebut, saya tiba-tiba mendengar suara anak kucing seperti lagi butuh bantuan gitu, tapi saya tidak tau posisi tepatnya di mana. Karena memang gelap, kecuali di bawah tenda. Kucing itu terus berteriak, saya tentunya khawatir sekali, karena memang saya termasuk orang pencinta kucing. Tapi saya yakin itu bukan kucing yang biasa di rumah, karena suaranya sudah jelas beda. Ini pasti anak kucing yang masih kecil.

Suara itu terus mengganggu saya, pengen rasanya mendatangi kucing itu, apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dicari sana-sini masih belum ketemu. Lalu kemudian saya tanyakan ke sepupu yang masih SD yang kebetulan bersama dengan saya malam itu.

"Nia' sa'ra miong nu langngere'. (Ada suara kucing yang kamu dengar?)."

"Bah, daritadi ji itu kayaknya. (Iya, suaranya daritadi)." Jawabnya.

"Kimaei kira-kira di'?. (Di mana kira-kira ya?)"

"Joeng kapang ri pacciranga. (Kayaknya di got)"

Pas adik sepupu bilang gitu, saya langsung cek di got, ternyata suara itu memang ada di bawah jembatan depan gerbang rumah atau kolong got yang kira-kira panjangnya 5 meter.  

Entah kenapa anak kucing itu bisa masuk ke situ, andaikan tidak masuk di kolong, malam itu bisa saja langsung ditolong. Tapi posisinya benar-benar berada di tengah. Kondisi sangat tidak dimungkinkan, apalagi malam sudah gelap, ditambah orang-orang sudah ramai berdatangan.

Saya di antara sangat ingin menolong dan menyerah. Menolong gak memungkinkan, karena lagi keadaan berduka, tapi kalau tidak ditolong takutnya bakal mati. Akhirnya saya lebih memilih mendengarkan ceramah takziah atas kepergian nenek kami untuk selamanya. Sembari berharap malam cepat berlalu, dan berdoa agar anak kucing itu masih hidup untuk dapat ditolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun