1. Paradigma
Apa itu paradigma?
Paradigma sebagai sebuah konsep strategis, yang memiliki kedudukan penting dan perlu diberi makna. Dia perlu diberi batasan-batasan tertentu, dan batasan ini kemudian perlu diberi penjelasan lebih lanjut.
Dalam bahasa sederhana paradigma adalah cara pandang, pola pikir, cara berpikir. Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir. Dalam sejarah perkembangan antropologi diwaranai oleh divegensi teori yang semakin meningkat, dan pola tersebut nampaknya terus berlangsung. Tidak ada kesepakatan tentang berapa jumlah paradigma dalam antropologi masa kini. Berikut ini adalah beberapa contoh paradigma antropologi (Achmad fedyani 2005: 63-66)
Antropologi pisikologi mengeskpresikan dirinya kedalam 3 hal besar: hubungan antara kebudayaan manusia dan hakikat manusia, hubungan antara kebudayaan dan individu, hubungan antara kebudayaan dan kepribadian khas masyarakat.
Etnosains paradigma ini disebut "etnografi bau". Perspektif teoritis mendasar dari paradigma tersebut terkandung dalam konsep analisis kompensional, yang mengemukakan komponen kategori-kategori kebudayaan dapat dianalisis dalam konteksnya sendiri untuk melihat bagaimana kebudayaan menstrukturkan lapangan kognisis.
Cultural materialisme paradigma ini berupaya menjelaskan sebab-sebab kesamaan dan perbedaan sosial budaya.
2. Epistemologi
Secara sederhana epistemologi didefinisikan sebagai teori tentang pengetahuan, sumber pengetahuan, dan kriteria pengetahuan. Menurut asal katanya (etimologi) epistemologi (epistemology) berasal dari kata episteme, "pengetahuan" dan logos, ilmu pengetahuan, sehingga secara harfiah "epistemologi" dapat diartikan sebagai "ilmu tentang pengetahuan" atau "teori tentang pengetahuan".
Epistemologi juga di definisikan sebagai penyelidikan "itu filosofis penyelidikan dari manusia" atau "itu cabang dari phifilosofi yang studi itu sumber, batas, sayathods, dan keabsahan dari pengetahuan". (itu dunia universitas ensiklopedia, vol.4,1965), yaitu "sebuah cabang filsafat yang mempelajari sumber, batasan, metode dan keabsahan pengetahuan" (Sri Ahimsa 2011).
Oleh karena epistemologi bersifat filosofis, maka dalam kerangka paradigma di atas, bagian ini memuat unsur-unsur implisit, yang terdiri dari asumsi dasar, etos (nilai) dan model. Dalam antropologi epistemologi ini kemudian disamakan dengan filsaf pada antropologi.