Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif jurusan manajemen pendidikan islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, memiliki keahlian dalam manajerial, mampu bekerja dalam tim, berani mecoba hal-hal baru, menyukai kegiatan sosial serta mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradidma Ilmiah dan Alamiah: Sebuah Dialog atau Dikotomi dalam pencarian pengetahuan?

10 September 2025   15:11 Diperbarui: 10 September 2025   15:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Rahmat Hidayat

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelas MPI C

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

 

Pencarian pengetahuan merupakan upaya fundamental manusia dalam memahami realitas. Dalam perjalanannya, lahir dua pendekatan besar: paradigma ilmiah (scientific) dan alamiah (naturalistic). Paradigma ilmiah mengedepankan objektivitas dan pengukuran kuantitatif untuk mencari kebenaran universal. Sebaliknya, paradigma alamiah menekankan pemahaman mendalam atas makna dan konteks subjektif melalui pendekatan kualitatif.

1. Paradigma Ilmiah: Mengukur dan Menganalisis Realitas

Paradigma ilmiah berakar pada positivisme yang memandang realitas sebagai objektif, terukur, dan dapat diprediksi. Pengetahuan sah diperoleh melalui metode empiris, observasi, dan verifikasi hipotesis dengan tujuan menemukan hukum universal. Pendekatan ini menekankan data kuantitatif, analisis statistik, dan eksperimen terkontrol untuk menghasilkan generalisasi, menjaga objektivitas, serta mengurangi bias subjektif dalam ilmu alam maupun sosial.[1]

2. Paradigma Alamiah: Memahami Makna dalam Konteks

Paradigma alamiah (interpretivis) menolak realitas yang sepenuhnya objektif dan memandangnya sebagai konstruksi sosial yang kompleks serta kontekstual. Fokusnya bukan pada prediksi atau generalisasi, melainkan pada pemahaman makna dan pengalaman individu. Penelitian dilakukan secara kualitatif melalui wawancara, observasi, dan analisis naratif, terutama dalam studi budaya, sosiologi, dan antropologi.

3. Ketegangan Paradigma: Dikotomi dalam Pencarian Kebenaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun