Sebelum perjalanan dengan si koening pagi itu berakhir, aku menyempatkan mampir sarapan mie ayam pangsit di sebuah warung. Lokasinya sudah tidak begitu jauh dari rumah soalnya, kurang dari dua kilometer lagi.
Selepas makan pangsit, saatnya melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah jalan, handphone-ku berbunyi dan ternyata Bunda.
“Ayah, dimana? Pusing neeh urus anak-anak, cepat pulang yah!”
Tuh kan, itulah salah satu alasan aku juga sayang sama istriku, karena rasanya dia menganggapku cukup keren kalau berada di luar rumah lama-lama…
Perjalanan bersama si koening pagi ini pun berakhir, dia kembali menggantung di garasi sambil berbagi tempat dengan dua kendaraan kami lainnya yaitu si poetih (mobil) dan si hitam (motor).
Sampai di sini dulu cerita bersama si koening, nanti kali lain saya lanjutkan. Terima kasih, sudah bersedia membaca cerita ini…
[caption caption="Tempat angkringan si koening di garasi (foto: Derry)"]