Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mungkinkah Terbebas dari Belenggu WhatsApp?

10 Januari 2020   19:53 Diperbarui: 12 Januari 2020   04:58 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Antonbe

Mereka yang gaptek atau sudah terbiasa dengan teknologi pesan konvensional (baca: aplikasi pesan) pasti tidak akan kebakaran jenggot bilamana aplikasi WhatsApp misalnya hilang dari peradaban esok hari.

Itu hanya sedikit dari kemungkinan ya seseorang bisa meninggalkan WhatsApp. Faktor lain misalnya karena aplikasi WhatsApp kalah pamor oleh aplikasi pesan di masa yang akan datang, misalnya seperti punahnya aplikasi BBM. 

Atau bisa juga meninggalkan WhatsApp karena ambisi pribadi untuk tidak ada yang mengganggu dan bebas dari hiruk pikuk dunia sosial media yang menjemukkan. Misalnya.

Berbeda dengan kemungkinan tidak. Ini yang kini saya alami. Meninggalkan WhatsApp ibarat membenamkan diri ke pedalaman hutan Amazon. Hidup sedikitnya menjadi terasing dari percepatan informasi. 

Orang-orang keheranan karena yang biasanya aktif berselancar dengan update ini itu kini hilang. Mungkin.

Hal lain yang membuat jemu tentu saja relasi yang berkurang. Meninggalkan WhatsApp baik secara sengaja atau tidak tentu merupakan suatu kehilangan yang bermakna. Bangunan relasi yang sudah dibuat bisa langsung keropos manakala beberapa hari saja setelah meninggalkan WhatsApp.

Apalagi bagi kalangan pekerja, pelajar, dan kaum sosialita, meninggalkan WhatsApp seolah menjadi too good to be true. Ya, tuntutan menjadi suatu hal yang tidak bisa terhindarkan bagi para kaum tersebut, terlebih generasi muda dan mereka dengan posisi hidup yang strategis. 

Misalnya saja bagi pelajar, penyebaran informasi banyak tercurah di ruang-ruang grup WhatsApp, di pelataran story WhatsApp, dan lorong chat WhatsApp.

Beberapa hari saja meninggalkan WhatsApp saya sendiri sebagai pelajar kehilangan banyak informasi, dari jadwal hingga info perkuliahan yang entah bagaimana. 

Dulu saya pernah berpikir ingin bebas dari WhatsApp, tapi nyatanya keadaan dan tuntutan membuat itu semua seolah mustahil dilakukan. Jelas ini karena saat ini situasi untuk meninggalkan WhatsApp masih belum memungkinkan, dan ke depannya kemungkinan itu juga masih kecil.

Bagaimana bisa meninggalkan WhatsApp ketika disaat yang bersamaan teman, keluarga, rekan kerja, dan kerabat lainnya masih menggunakan WhatsApp? Perlukah mendeclare diri pamit dari WhatsApp? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun