Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Kehadiran Seorang Pembeda

24 Maret 2019   12:43 Diperbarui: 24 Maret 2019   13:09 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Boombastis.com

Perdebatan yang mulai meresahkan dan memekakan seluruh warga kampus ini sampai jugalah ke telinga seseorang yang penting. Ia merupakan sosok mahasiswa yang begitu ditakzimkan oleh warga kampus, bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai seorang sufi dan ahli tasawuf. Belum lagi kekayaan intelektualnya diakui banyak mahasiswa karena mengetahui segala ragam ilmu, baik tradisional maupun kontemporer, baik timur maupun barat. Bahkan, konon ia pernah dikisahkan mempunyai ilmu teleportasi karena belajar secara khusus di pondok pesantren Banten dengan arahan langsung dari rais ulama yang ada disana.

Ia memilih jalan moderat, bergaul dengan semua lapisan kaum yang ada di kampus, bercengkrama dengan borjuis tanpa berlagak so-soan, bergumul bersama para proletar tanpa terlihat sengsara. Tepat, ialah Yai Izan. Pola lakunya mendapat perhatian khusus dari kaum bro dan pro, meskipun ia dihormati oleh kedunya, itu tidak menurup Yai Izan untuk belagak seperti biasanya. Memang Yai Izan cukup aneh, sebagai seorang sufi dan bahkan beberapa orang meggelarinya filsuf ia terkadang besikap bodo amat.

Pada saat-saat tertentu ia bisa menjadi orang yang sangat nyeleneh dan pada waktu yang lain ia menjadi orang super serius lagi jenius. Sebuah laku yang fleksibel. Namun disitulah pengaruh Yai Izan mulai mendapat sorotan. Sebagai seorang sufi dan orang yang berlandaskan diri pada konsep zuhud, Yai Izan terkadang ketinggalan informasi seputar dunia pergerakan kampus, ia kerapkali menjauhi HP untuk sekedar bisa bermeditasi atau membaca kitab dan buku. Sehingga untuk persoalan benturan antara kaum bro dan pro pun ia telat mendapatkan informasi. Hingga pada suatu waktu seorang teman akhwat berbicara kepadanya.

"Yai, kemana aja ? Itu kondisi umat lagi panas!".

"Panas ? Gimana maksudnya ?" Tanya Yai Izan.

"Iyah itu umat di bawah lagi bentrok"

"Bentar, umat yang mana ?"

"Ikhwan Bro sama Pro!" Tegasnya

Mendengar cerita tersebut Yai Izan sontak kaget, ia seolah mendapat tamparan keras manakala tau bahwa umatnya sedang dilanda kekisruhan. Tanpa lama, ia mulai mengumpulkan data, membuat instrumen penelitian, dan mencoba menganalisis dari hasil yang ia dapat. Pertama-tama ia melihat tindak-tanduk dari para kaum bro. Sekilas memang terlihat ada sebuah karakter berbeda yang dicirikan oleh para kaum bro. Yai Izan melihat aura mereka tampak diselimuti nafsu kemarahan. Tatkala ia melihat Bursh, Ivan, dan Bale, Yai Izan sudah bisa memvonis dari sorot matanya.

Lebih jauh, ia melihat ke dalam lubuk hati mereka. Yai Izan menemukan sebuah noda kotor yang kini mengendap dalam hati Bursh, Ivan dan Bale, dan mungkin menjangkit ikhwan bro yang lainnya. Hasrat kekuasaan terpancar dalam hati mereka. Bayangan kemudian mengarah pada tujuan terhadap penguasaan SDA (Sumber Daya Akhwat) yang memang berlimpah di kampus. Gelisah dengan kondisi umat yang carut-marut, Yai Izan menguhubi mereka via sms dan meminta waktu kepada mereka untuk berkumpul di selasar masjid sore ini.

Bursh sebagai orang yang dikontak oleh Yai Izan jelas kaget. Tangannya gemetar, jantungnya berdegup tak beraturan. Bursh memang sangat hormat pada Yai Izan. Kebetulan di sampingnya sedang ada Ivan, Roy, Egi, dan Bale, Bursh segera menginformasikan pesan yang diterimanya. "Bro, bahaya, ini Yai Izan ngontak gua!" Ujar Bursh Resah. Mendengar nama Yai Izan disebut, tak kurang membuat yang lain pun dilanda kegelisahan, wajah mereka tampak kalangkabut, lusuh, dan memerah. Roy bahkan nampak salah tingkah dan gemetaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun