Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Disiplin Boleh, Bandel Itu Hak

31 Januari 2019   19:49 Diperbarui: 31 Januari 2019   20:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas

Kata disiplin pasti erat kaitannya dengan kepatuhan, ketaatan, dan kesopanan. Yah secara sekilas bisa dikatakan seseorang yang memegang prinsip disiplin ini adalah orang yang baik-baik. Wah bener gituh? 

Saya bisa menjamin bahwa masyarakat awam akan berpandangan seperti itu. Kebenaran kolektif yang tertanam dalam pikiran bahwa dia yang disipilin adalah orang baik, dan ia yang bandel adalah orang yang jahat. Welah dalah.

"Lah kok, emang bisa orang bandel dibilang baik gituh ?" Tanya seorang kawan saat bermain Tik Tok. Okey mari kita jernihkan pikiran dalam memandang permasalahan ini, bukan sok soan tapi saya mencoba mengamalkan titah Mas Pram bahwa "Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalgi perbuatan". Nah, oke siap kan, yuk kita mulai mengkaji kasus ini dari pikiran yang adil, dan dari perspektif yang berbeda, oke beb!

Mari kita memandang perilaku bandel dari rekam sejarah bangsa. Sebelumnya saya mau tanya, setujukah para pembaca jika Indonesia merdeka oleh suatu gerakan pemberontakan dari para pahlawan revolusi? 

Jika pembaca setuju, lanjut ke pertanyaan kedua, apakah pemberontakan yang pahlawan lakukan itu termasuk sikap disiplin atau justru bandel terhadap penguasa ? Nah hayo apa jawabannya ?

Nah gimana sudah mulai jelas atau malah bingung ? Kalau masih bingung silahkan saja tanya pada rumput yang bergoyang. Ya, bandel tidak selamanya buruk dan disiplin tidak selamanya juga baik. Coba bayangkan saja jika para pahlawan kita semacam Soekrarno, Hatta, Tan Malaka, dan lainnya adalah orang yang bersikap terlalu disiplin. Pasti mereka hanya akan tunduk dan takkan berani melawan pada rezim kolonial. Singkatnya jika mereka terlalu disiplin, dalam artian patuh terhadap titah kolonial kita takkan merasakan indahnya Rupa Wajahmu kemerdekaan. Nah loh!

Contoh lain, kita pastinya ingat akan peristiwa Rengasdenklok yang legendaris itu, dimana kaum muda menculik Soekarno untuk segera memrpoklamasikan kemerdekaan, tau kan? 

Nah izinkan saya yang bodoh ini bertanya kembali, apakah jika kaum muda tidak bandel dan bahkan sampai berani menculik Soekarno lantas Indonesia akan merdeka ? Belum tentu beibeh.

Satu lagi contoh, boleh yah beb, yah yah yah. Kita ingat juga tahun 98 mahasiswa berdatangan dari berbagai penjuru negeri, mereka bergerak serentak untuk melengserkan rezim orba yang begitu menyengsarakan. Padahal mereka tahu bahwa rezim orba kala itu dikawal ketat oleh TNI dan Polri, tapi kenapa mereka tetap nekat berdemo ? Kenapa ? Bayangkan kalau mahasiswa kala itu orang - orang yang terlalu disiplin, jangankan berdemo sambil bersuara dijalanan, berbisik dalam hati pun ia takkan sudi.

Dalam pandangan yang adil ini, kita bisa mengatakan bahwa disiplin itu boleh, namun ada kalanya juga bandel menjadi kewajiban. Bandel yang wajib adalah bandel yang membawa manfaat, membawa perubahan, dan membawa kemaslahatan. Pandangan kita tidak boleh sempit dengan mengatakan bandel hanya melulu soal kejahatan.

Hari ini jika kita masih berpikiran dangkal seperti itu, lalu bagaimana jika banyak pemimpin kita yang dzalim, apakah kita hanya akan diam saja? Apakah kita takkan melawan? Apakah kita tega melihat rakyat yang kian tertindas ? Apakah kita hanya akan sibuk main Tik Tok sambil mempertinggi eksistensi diri ? Sungguh ter-la-lu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun