Mohon tunggu...
Rahman Kamal
Rahman Kamal Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Graphic Designer and Social Media Marketing Expert

Menulis, bercerita, dan berbagi kekuatan. Pecinta bola yang kadang romantis dan menulis berbagai topik ringan sehari-hari. #COYG

Selanjutnya

Tutup

Book

Corat-Coret di Toilet - Bukan Sekedar Kisah, Tapi Jejak Sejarah (1999-2000)

18 Januari 2024   15:34 Diperbarui: 18 Januari 2024   15:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "Corat-coret di Toilet" karya Eka Kurniawan.(Foto: Dokumen Pribadi/Miftahorrahman)

"Corat-coret di Toilet" adalah buku kumpulan cerita pendek (cerpen) yang ditulis oleh Eka Kurniawan. Pertama kali terbit tahun 2014, buku ini berisi 12 cerpen karya Eka Kurniawan yang ditulisnya pada kurun waktu tahun 1999 hingga 2000. 

Cerita-cerita dalam buku ini merupakan karya Eka Kurniawan yang pernah dipublikasikan di berbagai media massa dalam kurun waktu yang telah saya sebutkan sebelumnya. Lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada itu berhasil merangkai cerita menarik dengan beragam latar dan pembawaan unik. 

Cerita dalam Corat-coret di Toilet hadir dengan berbagai gaya, latar dan karakter yang berbeda. Namun, setiap cerita memiliki kompleksitas dan kekhasannya masing-masing. Eka secara cerdas menghadirkan latar cerita yang menarik, sederhana, juga kompleks disaat bersamaan. 

Yohanes Krisnawan dari Kompas dalam cover belakang buku bahkan mengapresiasi gaya penulisan Eka. "Kelihaian Eka Kurniawan bercerita tampak ditopang oleh sudut pandang dirinya terhadap drama kemanusiaan [...] Menariknya, penulis mampu menyelipkan humor segar yang tetap kuat terjalin dengan bagian-bagian lain," tulis Yohanes. 

Senada dengan hal itu, dari judul-judul dalam buku seperti Peter Pan, Dongen Sebelum Bercinta, Corat-Coret di Toilet, Teman Kencan, Rayuan Dusta untuk Marietje, Hikayat si Orang Gila, Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam, Siapa Kirim Aku Bunga?, Tertangkapnya si Bandit Kecil Pencuri Roti, Kisah dari Seorang Kawan, Dewi Amor, dan Kandang Babi, semuanya hadir dengan khas dan unik. Penuh dengan kritik dan pandangan Eka atas drama kemanusiaan yang dilihatnya, dengan tetap menghadirkan humor dalam sudut-sudut ceritanya.

Seperti judulnya, cerita-cerita di dalam cerpen di buku ini menghadirkan sudut pandang unik dan segar. Pandangan-pandangan yang terkadang sering kita lupakan seperti corat-coret di toilet. Coretan coretan yang terkadang penuh dengan gagasan namun sering kita lupakan dan kita hiraukan.

Beberapa cerita mungkin berisi kalimat yang eksplisit dan dewasa. Bahkan, mungkin tidak cocok untuk sebagian kalangan umur. Apalagi untuk anak-anak. Tapi karena itu, cerita-cerita dalam "corat-coret di toilet" memiliki gagasan yang unik dan menarik. 

Gaya penulisan Eka Kurniawan yang cukup kompleks dan naratif juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam membaca karya-karyanya. Narasinya yang sederhana sekaligus kompleks dan imajinatif serta gaya tulisannya yang terkadang mengubah sudut pandang secara mendadak mungkin akan sedikit membingungkan bagi pembaca. Namun, sekali lagi, disanalah letak kejeniusan dari Eka Kurniawan. Rangkaian kata, makna dan pesan serta humor-humor yang disampaikannya. 

Beberapa cerita dalam buku ini memiliki ending yang terbilang menggantung. Tidak memuaskan bagi beberapa kalangan pembaca. Beberapa cerita juga memiliki klimaks yang tidak berada di akhir cerita, membuat kita perlu membacanya beberapa kali untuk memahami makna dan pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Kendati demikian, hal itu, menurut saya, adalah hal yang membuat karya Eka Kurniawan unik dan penuh dengan ciri khas. Bagaimana Eka bercerita dan rute apa yang digunakan untuk menyampaikannya. 

Beberapa cerita mungkin tidak dapat diterima oleh semua lapisan umur. Beberapa cerita juga mungkin tidak memuaskan. Namun, secara keseluruhan, Eka Kurniawan berhasil menyampaikan cerita sederhana nan kompleks dan disaat bersamaan menyelipkan humor dan pandangannya atas drama kemanusiaan yang terjadi. 

Catatan Tentang Corat-Coret di Toilet Cetakan Kedua

Corat-coret di Toilet pertama kali terbit pada April 2014. Buku ini kemudian dicetak ulang dengan penggantian cover pada cetakan kedua, April 2016. 10 cerita pertama di buku ini merupakan versi yang sama dengan cerita-cerita yang terbit di Coret-coret di Toilet (Yayasan aksara Indonesia, 2000). Kecuali "Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti", cerita-cerita tersebut diterbitkan kembali dengan versi yang sedikit berbeda dalam kumpulan Gelak Sedih (Gramedia Pustaka utama, 2005). "Dewi Amor" dan "Kandang Babi" ditulis di masa yang sama dengan ke-10 cerita lainnya belum pernah diterbitkan di buku lainnya dan ditambahkan ke edisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun