Mohon tunggu...
Rahmanda Ary Adi
Rahmanda Ary Adi Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa

Manusia yang ingin berkontribusi bagi kemanusiaan Email : rahmanda17tarigan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Kita Tidak Bersyukur?

12 Mei 2022   11:06 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:15 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanyaan ini seketika muncul di kepala saya dan kita semua, apakah kita tidak bersyukur dengan kehidupan yang ada?

Sampai hari ini, kita terus gelisah dan resah ditengah ketidakpastian hidup, kenyataan yang ada memberi kita sebuah gambaran tentang dunia dan kondisi yang ada.

Kita masing-masing seperti mengintip kehidupan orang lain lebih enak dibandingkan hidup kita, pada kenyataannya hidup di kondisi hari ini memang secara objektif tidak lah mudah, kita masih hidup di alam liar seperti dunia hewani. 

Darwin tidak menyadari betapa ia telah menulis tentang satire pahitnya mengenai kemanusian,ketika ditunjukkannya bahwa persaingan bebas dan perjuangan untuk hidup  yang hari ini oleh sebagian ahli ekonomi masih dipuja-puja sebagai hasil sejarah yang paling tinggi.

Kita harus bertanya  dulu apa yang membedakan manusia dengan hewan? apakah karena hewan tidak memiliki akal? 

Sejatinya, yang membedakan manusia dan hewan hanya yang paling utama dari sisi praxisnya yaitu produksi dan reproduksinya.

Manusia dengan medium kerja berhasil menciptakan teknologi untuk membuat surplus terhadap kebutuhan hidupnya, sehingga bisa melayani kepentingan-kepentingannya, sementara hewan hanya mengandalkan kealamiahannya untuk terus bertahan hidup dengan tidak bisa membuat surplus dan hanya mengandalkan alam.

Sederhana, tapi kita kadang tidak mampu melihat kenyataan yang ada. kalau kita berjalan ke mall, warung, supermarket, toko-toko dll, maka akan kita lihat banyak sekali komiditas atau produk yang sudah dihasilkan oleh tangan/kerja manusia itu sendiri secara sosial. Tetapi dengan surplus yang diciptakan oleh kerja manusia ini, ternyata kita masih memakai cara-cara hidup binatang, kita masih terus berkompetisi, sikut-meyikut, tendang-mendang, makan-memakan. realita ini yang harus kita terima.

Lantas kita bertanya, apa yang sebenarnya terjadi ketika kita sudah mampu menciptakan surplus tapi tidak memberi kesejahteraan bagi umat manusia itu sendiri?. Ternyata, surplus itu hanya dimiliki oleh segelintir orang saja. hal ini lah yang membuat mayoritas manusia hari ini menderita harus terus berjuang untuk bertahan hidup.

Banyak sekali kita jumpai kaum-kaum moralis, yang menohok dan mencela ketika kita mengeluh, mereka selalu mengatakan bahwa kita tidak pernah bersyukur.  Pada kenyataan justru mereka mengaburkan realitas yang ada, mereka tidak paham dengan kondisi yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun