Jaga kesehatan mental dengan berfilsafat
Rahma Izzati Khoirina (231111023)
Ilmu Al-Quran dan Tafsir
UIN Raden Mas Said Surakarta
Â
Indonesia sedang mengalami kasus peningkatan bunuh diri yang sangat tinggi sepanjang tahun 2023 ini, hal ini bisa saja terjadi karna banyaknya faktor penyebab sehingga pada akhirnya korban memilih untuk mengakhiri hidupnya secara tragis. Disini kita akan membahas tentang bagaimana cara menjaga kesehatan mental dan bagaimana cara kita memiliki mental yang tangguh di masa sekarang ini.
Kesehatan mental sangatlah penting dibutuhkan terlebih di usia-usia kita saat ini, usia dimana kita mulai belajar untuk lebih mandiri dan lebih dewasa, mungkin di usia kita saat ini kita juga akan bertemu dengan permasalahan-permasalahan yang mungkin akan membuat kita sedikit berpikir, apakah benar kita bisa menyelesaikan semua permasalahan yang sedang kita hadapi?. Maka dari itu, sangat lah penting untuk kita selalu berfikir positif agar mental kita tidak terganggu.
Akhir-akhir ini beredar kabar terjadinya bunuh diri di lingkungan mahasiswa, yang membuat sebagian orang tidak menyangka bahwa korban akan memilih untuk mengakhiri hidupnya secara tragis, sedangkan tidak terlihat tanda-tanda korban memiliki masalah, tapi sayang apa yang kita lihat dan apa yang sebenernya terjadi sangatlah berbeda, mungkin dari fisik yang kita lihat dia tampak baik-baik saja, dia masih bisa terlihat bahagia seperti tidak ada masalah dan kehawatitan yang di alaminya, tapi ternyata mentalnya tidak sama dengan apa yang dia perlihatkan di depan umum.
Dari sinilah kita bisa melihat betapa pentingnya memiliki mental yang tangguh untuk menghadapi segala bentuk permasalahan yang mungkin akan terus berdatangan. Maksud dari judul di atas yang membahas mengenai menjaga kesehatan mental dengan berfilsafat yaitu kita mengangkat praktik filosofi stoasisme, filosofi sendiri memiliki arti yaitu berfikir secara mendalam, dengan artian kita bisa mencari penyebab suatu permasalahan itu bisa muncul, dengan praktik stoasisme kita diajarkan untuk berfikir positif, tenang, dan tidak terbawa emosi ketika terjadi suatu masalah.
Terkadang memang cara pandang dan fikiran kita sendiri yang akhirnya membuat kita cemas, khawatir, atau bahkan bisa sampai stress. Maka dari itu, tidak ada salahnya jika kita menerapkan filosofi stoa didalam kehidupan kita, meskipun filsafat sendiri banyak yang mengartikan suatu ilmu yang aneh, ruwet, atau bahkan Susah dan hanya bisa di pelajari oleh orang-orang tertentu saja. Pada kenyataannya kita bisa mempraktikkan ajaran-ajaran filosofi stoa dengan sendirinya yaitu Dimulai dari kita bisa membedakan apa yang ada di bawah kendali kita dan apa yang tidak ada di bawah kendali kita. Sepeti contoh ketika kita menolong seseorang, itu sudah menjadi niat baik yang akan kita lakukan dan itu ada di bawah kendali kita. Tapi, apakah kita tau apa yang tidak ada di bawah kendali kita?
Yang tidak ada dibawah kendali kita adalah bagaimana sikap seseorang yang telah kita bantu, kita tidak bisa mengharapkan orang akan melakukan seperti apa yang kita harapkan, jadi ketika suatu saat hal ini terjadi pada kita, kita sudah bisa membedakan mana yang ada dibawah kendali kita dan mana yang bukan dibawah kendali kita, dan ketika apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan kita sudah bisa berfikir secara positif dan tidak Perlu menanggapinya dengan emosi.
