Mohon tunggu...
Rahmadi Arrahman
Rahmadi Arrahman Mohon Tunggu... -

D-III Teknik Mekatronika Politeknik Caltex Riau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sexy Killers, Produk yang Tak Pernah Ada di Media

26 April 2019   22:03 Diperbarui: 26 April 2019   22:17 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar tayangan Sexy Killers

Sexy killers. Sebuah film dokumenter yang dirilis oleh Watchdoc Image pada 6 April 2019 di akun Yotube Watchdoc Image. Sampai saat tulisan ini dipublish, Film ini telah ditonton sebanyak 20.161.702 kali. Video ini ramai diperbincangkan di media online, termasuk lingkungan kampus, membuat saya pribadi penasaran dengan film yang berdurasi 1 jam 28 menit ini.

Fokus dari film ada pada sebuah aktivitas penambangan batu bara  yang menjadi sumber energi dari listriik yang kita gunakan. Didalam film ini, diceritakan aktivitas ini terjadi di daerah Samarinda, Kalimantan Timur, yang mana lahan pertanian yang ada digusur dan digali untuk diambil batu bara yang ada didalamnya dan dijadikan lahan pertambangan batu bara. Hal ini berimbas besar pada petani yang ada disana. Limbah aktivitas tambang mencemari pengairan sawah. 

Bahkan efek yang ditimbulkan pun membuat air bersih menjadi tidak ada. Menariknya lagi, petani petani yang menolak untuk menjual tanah kepada pihak tambang batu bara dikriminalisasi dengan delik telah melakukan kekerasan.

Batu bara yang diambil dari tanah pertanian yang digali. Namun tanah yang dikembalikan setelah penggalian batu bara hanya sedikit atau malah tidak ada yang menimbulkan kubangan air besar. Kubangan air ini ternyata memakan korban hingga ratusan orang yang jatuh kedalam sana, tenggelam dan mati.

Ternyata, kasus ini menjadi salah satu yang dibahas dalam debat capres. Saat ditanyakan bagaimana tanggapan tentang hal tersebut kedua paslon menjawab singkat dengan solusi mesti diberantas. Salah satu perkataan bapak Jokowi adalah masalah ini akan diatur oleh pemerintah daerah setempat.

Lucunya saat pemerintah setempat dimintai pendapat tentang persoalan tersebut adalah Ikut prihatin aja.. yang mati disana ya nasib  


Di Film dokumenter tersebut juga terdapat video perdebatan antara pihak pemerintah dengan pihak tambang.


Secara keseluruhan video dokumenter ini dapat disimbolkan bahwa rakyat kecil ditindas oleh elit elit (mungkin) politik ataupun pengusaha-pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang besar

Banyak yang menganggap Film ini merupakan kampanye golput karena didalam film tersebut diterangkan juga tentang keterlibatan kedua paslon didalam bisnis tambang batu bara tersebut yang secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa pemerintah juga ikut serta dengan penghancuran lahan lahan tersebut untuk kepentingan bisnis dan orang kecil tidak bisa melakukan apa apa.

Konten ini memiliki sisi positif dan negatif dari perspektif pribadi. Sisi positifnya dari video tersebut diceritakan tentang membongkar keburukan pemerintahan kita yang seakan 'memperkosa' kekayaan alam kita sendiri dan tentunya sangat merugikan untuk masyarakat menengah kebawah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun