Mohon tunggu...
Rahmadina Elfatira
Rahmadina Elfatira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

I'm not the best but i'll try do the best

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Matematika Dianggap Menyebalkan dan Menakutkan

9 Agustus 2020   22:07 Diperbarui: 9 Agustus 2020   22:00 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Matematika menurut kebanyakan orang merupakan pelajaran yang paling sulit untuk dipahami. Karena sulitnya, matematika seringkali dicap mata pelajaran yang menyebalkan lagi menakutkan. Bahkan banyak orang-orang yang membenci pelajaran tersebut. Hal ini terbukti dari survey yang dilakukan oleh PISA ( Programme for International Student Assesment) dibawah OECD yang dilakukan pada tahun 2012 di 65 negara di dunia. Hasil survey tersebut mengatakan bahwasannya kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat bawah.

Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan matematika dianggap sulit oleh para siswa sehingga para siswa membenci pelajaran matematika. Faktor utama yaitu stigma fikiran para siswa yang menganggap bahwa matematika rumit dan sulit karena selalu berkaitan dengan rumus-rumus dan angka. Karena hal tersebut, mereka pun tidak berkeinginan untuk mempelajari matematika lebih dalam kecuali karena tuntutan nilai dan kurikulum saja. Stigma tersebut sudah pasti akan mempengaruhi fikiran seseorang dalam menguasai matematika. Faktor selanjutnya yaitu kesalahan seorang guru dalam menyampaikan materi. Guru tidak memperhatikan apakah siswa seutuhnya paham atau tidak akan materi yang disampaikan. Apakah metode pembelajaran yang digunakan efektif atau tidak untuk siswa. Bagaimana cara menarik perhatian siswa dan bagaimana cara agar pembelajaran dikelas tidak membosankan.

Adapun hal lain yang menyebabkan para siswa tidak menyukai matematika adalah karena pada saat sekolah, guru tidak menjelaskan apa sebenarnya guna kita mempelajari matematika, bagaimana pengaplikasian matematika dalam kehidupan sehari. Lalu ada satu lagi kesalahan terbesar yang dilakukan seorang guru sehingga membuat para siswa tidak menyukai pelajaran matematika, yaitu pengaplikasian materi yang diajarkan tidak sesuai dengan soal yang siswa dapatkan.

Berdasarkan beberapa faktor penyebab mengapa matematika tidak disukai, dianggap menyebalkan dan menakutkan, maka disini kita akan membahas bagaimana caranya agar matematika menjadi menyenangkan dan tidak ditakuti lagi oleh para siswa. Solusinya yaitu dengan cara memberitahu kepada para siswa bahwasannya matematika itu pelajaran yang penting untuk kita, menjelaskan apapun materi pada pelajaran matematika dengan teliti dan jelas, memastikan para siswa paham akan materi yang disampaaikan, dan mengaplikasikan matematika sesuai dengan apa yang dipelajari dan dipahami siswa. Cara seperti ini dapat dilakukan oleh para pengajar(guru) matematika.

Adapun hal lain juga bisa dilakukan oleh orang awam(bukan guru) agar matematika menjadi menyenangkan, yaitu dengan menyadari bahwasannya matematika itu selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita. Apapun yang kita lakukan pasti ada kaitannya dengan matematika. Contohnya dalam hal jual beli, pasti konsep dasar perhitungan matematika digunakan. Tidak hanya jual beli, dalam hal membangun rumah, menghitung tinggi pohon, tiang bendara, dan hal lainnya pasti bersangkutan dengan matematika.

Sesungguhnya matematika bukanlah pelajaran yang menakutkan ataupun menyebalkan, tetapi kebalikannya. Matematika bisa kita sangkut pautkan dengan hal apapun. Matematika itu menarik. Matematika itu menyenangkan. Matematika itu tidak kaku. Matematika sebenarnya menyenangkan, tergantung bagaimana cara kita ingin paham akan hal tersebut.

Selamat membaca, semoga artikel ini bermanfaat buat para pembaca dan dapat mengubah pola pikir anda terhadap matematika. Salam seru dari matematika. Salam cinta dari saya(penulis).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun