Label "ibu rumah tangga" adalah frasa yang maknanya kian bergeser, benarkah? seiring dengan pergantian waktu dan tuntutan zaman.
Dulu, tugas mulia itu sering ditafsirkan sebatas mengurus "Dapur, Sumur, Kasur". Sebuah citra yang teramat sederhana.
Nyatanya, realitas dan fakta di lapangan tak sesederhana itu. Jauh melampaui sekat-sekat domestik yang sempit.
Mengapa saya katakan demikian? Karena seorang ibu rumah tangga masa kini adalah motor penggerak ekonomi, baik mikro maupun makro.
Bahkan, tak berlebihan jika kita menyebut Ibu Rumah Tangga kini menjadi salah satu Devisa Negara yang amat berharga, patut kita banggakan.
Tengoklah linimasa media sosial. Hampir sebagian besar platform dipenuhi ibu-ibu rumah tangga yang mencari peruntungan, bukan?
Mereka bukan sekadar mengisi waktu luang, melainkan membangun kerajaan kecil dengan ketekunan luar biasa.
Saya, salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT), termasuk dalam kategori tersebut, hanya saja dengan versi yang sedikit berbeda.
Selain rutinitas menulis dan mengurus segala kebutuhan rumah tangga, ada beberapa tambahan pekerjaan yang saya geluti.
Dari menjadi Perias ketika musimya datang, menjajakan makanan daring (online), hingga merajut aneka mainan untuk dipasarkan ke sekolah-sekolah.