Mohon tunggu...
Rahma Fatima
Rahma Fatima Mohon Tunggu... Long life learner

The best way to take care of the future is to take care of the present moment

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Cerita Haji Tahun 1969

23 Mei 2025   07:02 Diperbarui: 23 Mei 2025   10:36 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah haji berfoto bersama. (Dokumentasi Pribadi)

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilakukan setiap tahun oleh jutaan umat Muslim dari seluruh dunia. Namun, perjalanan haji di masa lalu memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan perjalanan haji yang kita kenal sekarang.

Saya ingin menceritakan cerita haji kakek dan nenek dari pihak ibu saya, yaitu Apa (kakek) dan Ema (nenek). Mereka pergi menunaikan ibadah haji pada tahun 1969.

Pada saat itu mereka menggunakan kapal laut menuju ke tanah suci. Ketika itu sudah ada keberangkatan dengan pesawat, tetapi menggunakan kapal laut masih menjadi pilihan sebagian calon jamaah haji Indonesia karena biayanya yang lebih terjangkau.

Pada masa itu, sudah terdapat kuota haji yang dikenal dengan kotum, sehingga tidak semua yang mendaftar langsung bisa berangkat saat itu juga. Setelah pendaftaran, diadakan undian (kocokan) untuk menentukan siapa yang bisa berangkat.

Keterangan tersebut saya dapat dari ibu saya dan kakaknya yang ketika itu berusia 9 tahun dan 12 tahun. Kemudian saya cocokkan dengan data dari internet.

Lama perjalanan haji dengan kapal ini cukup lama, yaitu tiga bulan. Ibu saya ingat, Apa dan Ema tidak hanya membawa koper besar, mereka juga membawa tingkem atau peti yang terbuat dari rotan karena banyaknya barang bawaan mereka sebagai bekal dan perlengkapan selama di tanah suci.

Karena akan berpisah dalam waktu yang cukup lama, Apa dan Ema berangkat dari Bandung menuju asrama haji di Jakarta diantar oleh keluarga, bahkan tetangga.

Apa dan Ema menyewa sebuah bus agar bisa mengangkut orang-orang yang ingin mengantar. Saat itu asrama haji di Jakarta berada di Jalan Kemakmuran. Calon jamaah haji menginap dulu di sana sebelum naik kapal laut.

Kebetulan, ada saudara yang rumahnya berseberangan dengan asrama haji. Setelah mengantar Apa dan Ema ke asrama haji, ibu saya beserta pengantar lainnya beristirahat dulu di rumah saudara tersebut sebelum mereka pulang lagi ke Bandung.

Sedangkan Apa dan Ema, setelah beberapa hari menginap di asrama haji, mereka beserta calon jamaah haji lainnya berangkat dari asrama haji ke Pelabuhan Tanjung Priok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun