Ada juga yang berbagi kisah tentang mertua dan ipar yang merecoki keuangan rumah tangga dan menyindir segala yang dilakukan istri, sampai istri yang merasa anak-anaknya tak dianggap keluarga suami
Bahkan, beberapa netizen yang sudah menikah memberi saran pada yang belum menikah: kalau bisa menikah sama laki-laki yang merupakan anak tunggal dan yatim piatu supaya gak punya mertua dan ipar.
Konflik menantu vs mertua/ipar memang ada. Tapi jika sering berseliweran di media sosial perempuan yang belum menikah, pastilah menikah menjadi sesuatu yang menakutkan.
Akibatnya, ada beberapa konten dari perempuan lajang yang menyarankan agar jangan menikah dengan laki-laki yang hormat pada ibunya karena laki-laki seperti itu nantinya akan berat sebelah dan lebih memilih ibunya daripada istrinya.
Padahal, tidak seperti itu. Di sinilah perlunya pemahaman akan hak dan kewajiban suami maupun istri menurut agama agar tidak salah tangkap.
...
Itulah hal-hal yang bisa jadi menyebabkan perempuan muda takut menikah. Jika saya seorang perempuan yang masih lajang, punya pendidikan dan karier bagus, tapi sering melihat hal-hal buruk tentang pernikahan di media sosial, mungkin saya pun akan pikir-pikir untuk menikah.
Konten di media sosial tentang pengalaman buruk pernikahan lebih mendominasi daripada kisah manis pernikahan.
Tentunya, perlu diakui kalau kehidupan pernikahan tidak akan selalu mulus. Akan selalu ada ujian dan tantangan, tetapi semuanya pasti ada hikmahnya.
Bahkan pada situasi terburuk sekalipun, kita masih bisa mengambil pelajaran. Ujian dan tantangan akan membuat kita jadi bertambah kuat dan lebih bijaksana dalam mengarungi rumah tangga
Hal yang dapat dilakukan oleh perempuan muda yang belum menikah adalah mereka harus bisa memfilter sendiri isi media sosialnya.