Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara yang ditunjuk untuk uji klinis fase tiga vaksin tuberkulosis (TBC) M72/AS01E yang dikembangkan oleh Gates Foundation. Uji coba ini menarik perhatian publik dan memicu berbagai reaksi di media sosial.
Vaksin TBC M72/AS01E dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates Medical Research Institute (Gates MRI) bersama mitra global dan telah memasuki fase pengujian lanjutan sejak tahun 2024. Selain Indonesia, vaksin ini juga diuji coba di Afrika Selatan, Zambia, Malawi, Mozambik, Kenya, dan Vietnam.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa lebih dari 2.000 relawan di Indonesia telah menerima suntikan vaksin dalam uji klinis yang dimulai sejak November 2024. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.
"Sekarang Indonesia menjadi tempat clinical trial tahap tiga. Sudah jalan, 2.000-an lebih sudah disuntikkan," kata Budi dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Ia menekankan bahwa para relawan bukanlah "kelinci percobaan", karena vaksin ini sudah melewati uji klinis fase pertama dan kedua, yang memastikan keamanannya. Hingga kini, belum ditemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius.
CEO Gates MRI Emilio A. Emini menyatakan bahwa negara-negara yang dipilih untuk uji coba adalah yang memiliki beban TBC tinggi. Berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia mencatat 1.060.000 kasus TBC dengan angka kematian mencapai 134.000 jiwa per tahun.
Presiden RI Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Bill Gates di Istana Negara, Rabu (7/5/2025), menyambut baik kerja sama ini. "TBC memakan korban besar di Indonesia, dan itu tekad kita untuk menurunkan angka kematian. Beliau (Bill Gates) menunjukkan komitmen besar untuk membantu kita di bidang ini," ujar Prabowo.
Bill Gates melalui Gates MRI menargetkan vaksin ini dapat diakses secara global dengan harga terjangkau, khususnya di negara-negara dengan beban penyakit tinggi. Jika terbukti efektif, vaksin ini diproyeksikan dapat menyelamatkan 8,5 juta jiwa dalam 25 tahun ke depan.
Dalam fase uji coba, vaksin M72/AS01E diberikan kepada 20.000 peserta di hingga 60 lokasi di tujuh negara. Penelitian menggunakan metode double-blind untuk menjamin objektivitas hasil.
"Kalau vaksin ini berhasil, ini bisa jadi terobosan besar untuk mengendalikan TBC seperti halnya vaksin COVID-19 dulu," tambah Menkes Budi.
Pemerintah juga melihat keterlibatan Indonesia dalam uji coba ini sebagai kesempatan untuk mengakses teknologi vaksin, menyesuaikan dengan karakter genetik masyarakat Indonesia, serta membuka peluang produksi vaksin dalam negeri.