Mohon tunggu...
Rahayuning Harny
Rahayuning Harny Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Namaste... :-)\r\n======================= \r\nPlease visit my blog here http://harnyrahayuning.blogspot.com - \r\nhttp://trytowritelittle.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Menerawang) Peristiwa Kematian

27 Juli 2010   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:34 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari masih pagi, dari kejauhan terdengar suara merbot (petugas yang bersih-bersih masjid) memberitakan berita kematian salah seorang warga. Bergegas aku dan ibu diikuti oleh adikku berlari ke luar rumah mencari tahu lebih jelas mengenai siapa yang telah “pergi” “innalillahi wa innaillahi raaji’un, telah berpulang ke rahmatullah ibu Husnul  dalam usia 85 tahun pagi ini jam 2 dini hari, beralamat di…..” Serentak kami berucap pula innalillahi…..wa innailaihi raaji’un…… ibuku tak menyangka bahwa bu Husnul telah berpulang  “ menyusul” suaminya yang baru beberapa minggu lalu wafat.  Lalu seorang tetangga yang baru saja pulang belanja sayur lewat di depan rumah pun berkata bahwa belum lama dia baru berbincang-bincang dengan bu husnul itu yang sedang menyapu teras rumahnya. Dia nampak sehat-sehat saja katanya. Sungguh tak disangka, ya… maut memang tidak bisa diprediksi. Mendengar kabar kematian itu, aku jadi teringat kematian beberapa anggota keluargaku. Menerawang jauh…. Kematian yang pertama yang pernah kuingat adalah kematian adik perempuanku yang waktu itu masih bayi, aku masih kecil saat itu. Yang kuingat adalah bapak ku menggendongnya menuju ke pemakamannya. Seingatku aku tidak turut serta kesana. Lalu kematian adik laki-lakiku yang juga masih dalam usia yang masih sangat muda, yakni sekitar 9 bulan. Tak banyak yang ku ingat tentang kematian adikku ini, yang ku tahu ia memang lambat pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Aku tak tahu apa penyebabnya. Namun yang kuingat, ia memiliki rambut yang hitam dan tebal dengan bulu mata yang bagus untuk ukuran dia sebagai seorang bayi laki-laki. Lalu kematian kakak lelakiku. Kematian kali ini membuat aku bersedih karena aku sudah mulai mengerti bahwa aku kehilangan seorang yang dekat denganku.  Aku ingat saat kematiannya, kala itu siang hari di hari kamis ia meninggalkan kami. Ia memang menderita sakit pencernaan. Ah, kami harus merelakannya… Menyusul adalah kematian adik lelaki ku. Entah apa yang kurasakan saat itu. Ah, sepertinya kematian semakin menjadi hal yang biasa. Dan yang terakhir adalah kematian bapak ku, ya… belum lama ini peristiwa itu terjadi. Masih jelas kejadiannya.  Aku juga turut serta dalam acara pemakamannya. Ku saksikan sendiri tubuhnya diturunkan ke dalam liang kubur. Aku tak tahu apa yang berkecamuk dalam pikiran ku saat itu. Ah…. hanya seperti itukah nasib manusia? Kematian memang satu-satunya kepastian dalam hidup ini. Lalu aku bertanya sendiri, adakah aku mempersiapkan diri menyambutnya? Atau barangkali malah aku takut  alang kepalang menghadapi saatku? Suatu kali ketika aku dan ibuku sedang duduk di teras rumah di pagi hari, seorang laki-laki tengah baya menyapa kami dan berkata: tenang bu, bapak sudah ada di sorga. Ia memang seorang yang ramah dan saat bapakku masih hidup, beberapa kali sempat aku lihat ia sedang bercakap-cakap dengan bapakku. Adakah seperti itu?, bapakku ada di sorga? Aku tak tahu, yang ku tahu adalah beliau sudah harus absen  dari dunia ini di masa kehidupannya ini, entah ia akan hadir kembali untuk melanjutkan saatnya di mana dan kapan , aku tak tahu. Aku berdoa semoga Ia Yang Maha Segalanya selalu menyertai dan membimbingnya. Have a lovely day everybody.....


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun