Mohon tunggu...
Rahayu NurFaizah
Rahayu NurFaizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi di Universitas Pendidikan Indonesia. Passionate tentang dinamika sosial dan pendidikan, serta berkomitmen untuk menjadi pendidik yang inspiratif dan berwawasan luas. Aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi mahasiswa, serta memiliki minat besar dalam penelitian isu-isu sosial terkini.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keterlibatan Angkatan Kerja Rendah di Rumah Makan Teh Wiwin

26 Mei 2024   18:21 Diperbarui: 26 Mei 2024   18:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Industri kuliner di Kota Bandung telah menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat, menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Bandung, yang dikenal sebagai Paris van Java, memiliki beragam kuliner yang memikat hati banyak orang. Salah satu fenomena menarik dalam industri ini adalah keterlibatan angkatan kerja rendah, yaitu pekerja yang memiliki pendidikan atau keterampilan formal yang terbatas. Artikel ini akan mengeksplorasi dinamika tenaga kerja di Rumah Makan Teh Wiwin, sebuah contoh representatif dalam industri kuliner di Bandung, dari perspektif mata kuliah Demografi Sosial.

Rumah Makan Teh Wiwin, berlokasi di Jl. Jend. Ibrahim Adjie Gg. Babakan Jati 2 No.30, dikenal dengan masakan Sunda otentiknya yang telah menarik banyak pelanggan dari berbagai kalangan. Rumah makan ini tidak hanya sekadar tempat makan, tetapi juga merupakan pusat interaksi sosial dan ekonomi yang penting, terutama dalam konteks tenaga kerja. Kehadiran Rumah Makan Teh Wiwin memperkaya keberagaman kuliner Bandung, sekaligus menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak penduduk lokal.

Angkatan kerja rendah di Rumah Makan Teh Wiwin terdiri dari individu yang sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan menengah ke bawah. Mayoritas pekerjanya adalah penduduk lokal yang mencari pekerjaan dengan persyaratan pendidikan formal minimal. Ini mencerminkan tren umum dalam industri kuliner di Bandung, di mana banyak rumah makan dan restoran mempekerjakan tenaga kerja tanpa memerlukan kualifikasi pendidikan tinggi. Pekerjaan di sektor kuliner, termasuk di rumah makan, seringkali tidak memerlukan pendidikan formal yang tinggi, sehingga menarik banyak individu yang memiliki keterampilan praktis tetapi tidak memiliki ijazah formal.

Pekerjaan di sektor kuliner, seperti di Rumah Makan Teh Wiwin, seringkali tidak memerlukan pendidikan formal yang tinggi. Hal ini membuka peluang bagi individu yang tidak memiliki ijazah pendidikan tinggi untuk tetap bisa bekerja dan memperoleh penghasilan. Industri kuliner menawarkan fleksibilitas dalam jam kerja, yang menarik bagi banyak orang, termasuk ibu rumah tangga dan mahasiswa yang mencari pekerjaan paruh waktu. Jam kerja yang fleksibel ini memungkinkan pekerja untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan tanggung jawab pribadi atau pendidikan mereka. Ini membantu mengurangi angka pengangguran di daerah sekitar dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tenaga kerja di Rumah Makan Teh Wiwin tidak hanya bekerja untuk penghidupan, tetapi juga membangun jaringan sosial yang kuat. Karyawan seringkali mengembangkan keterampilan interpersonal dan kerja tim yang penting dalam operasional sehari-hari rumah makan. Jaringan sosial yang terbentuk di tempat kerja ini membantu pekerja merasa lebih terhubung dan termotivasi. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan on-the-job yang meningkatkan keterampilan praktis mereka, seperti memasak, melayani pelanggan, dan manajemen waktu.

Meskipun banyak pekerja di Rumah Makan Teh Wiwin yang memiliki latar belakang pendidikan rendah, mereka seringkali mendapatkan pelatihan langsung di tempat kerja. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek operasional rumah makan, mulai dari teknik memasak yang benar hingga cara melayani pelanggan dengan baik. Dengan pelatihan yang memadai, para pekerja dapat meningkatkan keterampilan mereka dan berpotensi naik ke posisi yang lebih tinggi.


Meskipun ada banyak manfaat, keterlibatan angkatan kerja rendah juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti upah yang relatif rendah dan keterbatasan dalam kemajuan karir. Pekerjaan di sektor kuliner sering kali tidak menawarkan gaji yang tinggi, yang bisa menjadi hambatan bagi pekerja dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain itu, kemajuan karir di sektor ini seringkali terbatas, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi.

Namun, ada peluang untuk perbaikan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang dapat meningkatkan keterampilan dan peluang karir bagi pekerja. Program pelatihan yang difokuskan pada peningkatan keterampilan praktis dan manajerial dapat membantu pekerja mencapai posisi yang lebih tinggi dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Selain itu, kolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan kursus keterampilan bagi pekerja juga bisa menjadi solusi yang efektif.

Rumah Makan Teh Wiwin di Kota Bandung adalah contoh nyata dari bagaimana angkatan kerja rendah terlibat dalam industri kuliner, menawarkan wawasan penting tentang dinamika sosial dan ekonomi yang berperan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, ada potensi untuk mengembangkan strategi yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan industri kuliner di Bandung. Melalui pelatihan berkelanjutan dan peningkatan keterampilan, angkatan kerja rendah dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian lokal.

Dengan demikian, penting bagi pemangku kepentingan di sektor kuliner untuk terus mendukung dan mengembangkan program-program yang dapat membantu pekerja, terutama mereka yang berasal dari angkatan kerja rendah, untuk berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan individu pekerja, tetapi juga akan memperkuat industri kuliner secara keseluruhan, menjadikannya lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun