Atau ketika sebuah perusahaan membatasi akses ke dokumen internal hanya kepada karyawan tertentu, itu bagian dari upaya kontrol informasi-lagi-lagi, bentuk kontra intelijen.
Di lingkungan kantor pemerintah, penggunaan alat pendeteksi sinyal untuk mencegah penyadapan atau pelarangan ponsel di ruang rapat penting adalah contoh lain. Bahkan selebritas yang menyembunyikan jadwal pribadi demi menghindari paparazzi, bisa dibilang menjalankan kontra intelijen versi selebritas.
Di ranah politik, kontra intelijen bisa hadir saat sebuah partai menjaga strategi pemenangan agar tidak bocor ke lawan politik. Bisa juga dalam bentuk investigasi terhadap penyusup, "penyadap", atau bocornya informasi internal. Dalam dunia bisnis, kontra intelijen muncul saat sebuah perusahaan mencoba mencegah pencurian paten atau strategi pasar oleh kompetitor.
Ketika Dunia Semakin Terbuka
Era digital membuat batas antara ranah sipil dan dunia intelijen makin kabur. Kontra intelijen bukan lagi milik badan negara seperti BIN, CIA, atau Mossad. Kini, perusahaan, individu, bahkan masyarakat umum harus paham dasar kontra intelijen, karena informasi menjadi aset paling berharga.
Kontra intelijen bukan hanya urusan negara. Ia adalah soal kesadaran akan ancaman, dan kemampuan menjaga informasi tetap aman. Di dunia yang serba terhubung, siapa yang menguasai informasi, menguasai segalanya.
Dan mereka yang tak sadar sedang diawasi, telah kalah sebelum bertempur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI