Mohon tunggu...
Rahadi Wangsapermana
Rahadi Wangsapermana Mohon Tunggu... Pemerhati Perang Asimetris

Kemajuan bangsa sangat bergantung pada kepemimpinan yang memahami kearifan lokal, mengoptimalkan kekuatan agraris dan maritim, serta menjaga kebhinnekaan dari ancaman perang asimetris, baik secara internal maupun eksternal.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intelijen Pangan: Mata dan Telinga Negara Terkait Ketahanan Pangan Nasional

23 Juli 2025   10:57 Diperbarui: 23 Juli 2025   10:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ketahanan pangan bukan sekadar urusan sawah dan ladang. Ini termasuk soal sistem, mata-mata, dan strategi. Jika terjadi perang, yang pertama dikalahkan adalah logistik."

Subuh di Washington, satu dekade lalu. Di sebuah ruang rapat tertutup, analis CIA memetakan data curah hujan dari Ethiopia, statistik produksi jagung dari Brasil, dan harga gandum dari Rusia. Bukan tanpa alasan. Laporan intelijen menunjukkan kemungkinan lonjakan harga pangan global akibat kekeringan ekstrem di kawasan Timur Tengah. Di balik tembok kedap suara itu, Amerika Serikat mengaktifkan salah satu sistem paling sunyi dalam jaringan keamanannya: Food Intelligence.

Ya, dunia diam-diam sudah menempatkan intelijen pangan sebagai bagian dari sistem keamanan nasional. Indonesia, negara agraris yang pernah menyebut swasembada sebagai puncak prestasi, tampaknya belum menjadikan pangan sebagai medan operasi intelijen strategis secara prioritas meskipun eksis. Padahal, gejalanya sudah tampak: harga beras bisa melonjak karena cuaca buruk di Myanmar, atau logistik kedelai mandek karena kapal tersangkut di Laut Merah.


Apa itu Intelijen Pangan?

Intelijen pangan adalah kerja senyap yang memetakan, menganalisis, dan mengantisipasi ancaman-ancaman sistemik terhadap ketahanan pangan, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga geopolitik.

Dalam pendekatan yang lebih komprehensif, intelijen pangan tak hanya bicara soal gudang beras dan pupuk subsidi. Ini juga soal:

  • Perubahan iklim ekstrem

  • Manipulasi pasar komoditas global

  • Serangan siber terhadap sistem logistik pangan

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun