Mohon tunggu...
Ancha Hardiansya
Ancha Hardiansya Mohon Tunggu... Freelance Journalist -

Kau ciptakan malam, tapi kubuat lampu, Kau ciptakan lempung, tapi kubentuk cepu, Kau ciptakan gurun, hutan dan gunung, kuhasilkan taman, sawah dan kebun...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Epos Terpanjang di Dunia, I Lagaligo Akhinya Kembali!

14 April 2011   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13027663542042946971

[caption id="attachment_100652" align="aligncenter" width="630" caption="Pementasan I Lagaligo"][/caption] Dia sibuk mondar mandir. Tangannya sekali-kali diangkat diiringi suara 'ya..iya.. good'. Sesekali pula tangannya disandarkan dipinggang sambil mulut menyong-menyong. Jadwal kepulangan membuat pria paruh baya asal Amerika Serikat ini tanpak serius dalam mengarahkan sejumlah orang. Dia adalah Robert 'Bob' Wilson, Sutradara yang akan mengiring pementasan drama epos terpanjang di dunia, I Lagaligo. Setelah melang-lang buana dibeberapa negara seperti Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, New York, dan di Jakarta pada 2005 lalu. Kini naskah I Lagaligo akan dipentaskan di kampung kelahirannya, Sulawesi Selatan. [caption id="attachment_100655" align="aligncenter" width="563" caption="Alur Cerita I Lagaligo"][/caption] Jika banyak diantara kita yang belum tahu apa itu I Lagaligo. Mungkin anda akan lebih tahu jika menyebut kisah Mahabarata dari India. Sama dengan itu, I Lagaligo adalah kisah perjalanan satu sejarah kebudayaan yang dituangkan dalam sebuah karya besar, epos dengan lembaran cerita mencapai 6.000 halaman. Pementasan teaterikal I Lagaligo di Makassar akan berlangsung 23 dan 24 April. Tidak kurang dari 100 pelakon akan dilibatkan. Tetapi dengan kegesitan Robert yang telah mendampingi pementasan besar ini di beberapa negara, kendala itu bisa dikurangi. Bahkan meninggalnya penari Coppong Daeng Rannu tahun lalu yang merupakah pembuat roh hidup dalam teaterikal ini bisa diatasi. "Pementasan akan berbeda kali ini," kata Restu Iman Kusumaningrum, Creative Director Bali Purnati Centre yang memproduseri pementasan I Lagaligo dengan yakin. Kisah I Lagaligo adalah roh nyata yang tetap hidup dihati masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya wilayah Luwu yang menjadi pusat lahirnya epos ini. Kisahnya terdiri dari 24 jilid, dan baru 2 jilid kisahnya yang telah dibukukan. Penerjemah asli epos ini, Muhammad Salim 28 Maret 2011 lalu telah wafat dengan cita-cita yang belum terwujud, membukukan semua hasil terjemahannya, dari naskah asli yang diambil dari Belanda. Sedikit gambaran kisah I Lagaligo yang mungkin belum mengetahui. Diceritakan Sawerigading putra mahkota dari raja Luwu ketika lahir, dalam keadaan kembar emas yakni laki-laki dan perempuan. Dikhawatirkan akan jatuh cinta pada saat dewasa mereka dipisahkan dan tidak diperkenankan bertemu. Semua kekhawatiran yang ditakutkan tiba-tiba menjadi kenyataan dalam sebuah pesta besar di istina Luwu ketika merekan telah dewasa. Tanpa sengaja Sawerigading melihat saudara kembarnya We Tenriabeng. Sejak saat itu perasaan dan pikiran Sawerigading tidak pernah tentram, yang terbayang hanyalah kecantikan We Tenriabeng. Akhirnya perasaan itu ditumpahkannya dengan memberitahukan Batara Luwu (Raja Luwu). Batara Luwu, lalu mengadakan rapat dewan adat untuk membicarakan masalah ini. Disimpulkan hal itu melanggar adat dan sangat memalukan. Sawerigading diutus ke negeri China untuk menikahi  I We Cudai, Putri Raja China yang kecantikan dan kelembutannya tidak kalah dengan We Tenriabeng. Tetapi keinginan tidak selalu mujur. Setiba di China, Sawerigading ditolak oleh Raja China dan terjadilan peperangan besar, namun dimenangkan Sawerigading dan mereka menikah. Disatu sisi, We Tenriabeng juga menikah dengan Remmang Ri Langiq yang tidak dihadiri oleh keluarganya. Kedua bersaudara ini menjalani kisah yang berbeda dan digambarkan dalam epos I Lagaligo tetap memiliki keterikatan. Anak Sawerigading hasil pernikahannya dengan I We Cudai-lah yang bernama Lagaligo. Dari pondasi cerita diataslah ribuan kisah I Lagaligo berlanjut. Karena belum semua naskah asli I Lagaligo diterjemahkan, yang sering dipentaskan dalam drama masih berkisar percintaan saudara kembar tersebut. Tetapi, pihak yang bergabung dalam pementasan besar yang akan dihelat di Benteng Rotherdam Makassar akan memberikan satu kisah lain. Ini menggambarkan, jika Indonesia memiliki jutaan karya seni yang apik dan tak ternilai harganya. Epos terpanjang di dunia ini hanyalah salah satu dari sekian banyak kisah yang harusnya kita lestarikan dan cintai. Mari sama-sama mendukung pelestarian karya seni Indonesia, dengan terus menceritakan kisah dahulu kepada generasi mendatang. Tambahan, sedikit sajak dari Batara Lattuq (Ayah Sawerigading) kepada istrinya We Datu Senggeng :

Kuruq sumangeq anriq ponratu Le muaseng gi belo jajareng maroeqe Palaguna le goarie Tekkuturusi rajung-rajummu Pesewalimmu mutia simpeng masagalae Ala rini le upatudang mulu jajareng ri laimmu Tenna io mi anriq ponratu Mulu jajareng ri sao denra manurungnge Sining anukku, anummu maneng anri Mugiling paleppangiaq rupa mabboja

Tetap semangat adinda ku Tahukah engkau duhai hiasan balairungku yang ramai Bulan purnama penghias bilikku Kupenuhi seluruh keinginannmu Tak ada lain yang duduk di balairungku selain engkau Engkaulah satu-satunya andinda ku Permaisuriku di istana agung manurung Segala milikku milikmu jua adinda Berpalinglah memandangku dengan tatapan cinta Salam Dari Makassar

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun