Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Indonesia Lolos Piala Dunia, Saya akan Daftar Calon Ketua Umum PSSI

7 Oktober 2025   18:40 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes (kanan) saat melawan Timnas Bahrain di Stadion Utama GBK, Selasa (25/3/2025).(Sumber: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jika Timnas Indonesia berhasil menembus Piala Dunia 2026, itu bukan sekadar sejarah--itu mukjizat modern dengan sentuhan taktik, disiplin, dan doa berjamaah.

Di tengah euforia itu, saya sudah menyiapkan satu janji pribadi: saya akan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI. Bukan karena ambisi kekuasaan, tapi karena cinta yang rasional terhadap sepak bola nasional.

Sepak bola selalu punya cara unik membangkitkan harapan bangsa. Ia bisa membuat orang lupa harga beras untuk sementara, membuat presiden tersenyum di tribun, dan membuat jutaan rakyat bersorak dalam bahasa yang sama: "Gol!"

Ketika bendera Merah Putih berkibar di kualifikasi Piala Dunia 2026, seolah seluruh energi nasional berpadu dalam satu ritme.

Di momen seperti ini, setiap pelatih, pengamat, hingga penjual jersey di pinggir jalan punya impian yang sama: melihat Indonesia benar-benar melangkah ke pentas dunia.

Dan dari sinilah saya mulai berandai-andai--bagaimana jika mimpi itu benar-benar jadi kenyataan?

Dari Hindia Belanda ke Indonesia Modern: Sejarah yang Menunggu Ulangannya

Tahun 1938, Hindia Belanda tampil di Piala Dunia di Prancis. Meski harus menelan kekalahan 0-6 dari Hungaria dan gugur di awal kompetisi. Itulah fakta sejarah yang harus diperjuangkan.

Delapan dekade kemudian, Indonesia modern akhirnya punya peluang yang realistis untuk menulis bab baru dalam sejarah sepak bola dunia.

Kalau waktu itu para pemain seperti Achmad Nawir (Kapten), Tan Hong Djien, Herman Zomers, hingga Anwar Sutan Nurdin membawa semangat kolonial yang ingin menunjukkan eksistensi bangsa, maka kini anak-anak Kluivert membawa semangat kedaulatan dan kebanggaan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun