Saya bukan ahli bahasa dan ini bukan kelas bahasa, jadi terima saja apa yang termaktub menurut subyektif saya. Jika ada ketidaksepakatan yang terselip, tulislah di dalam kotak komentar. Bolehlah kita berdiskusi walau hanya sebentar.
Jika kata 'merakyat' disematkan kedalam kancah perpolitikan, tentu saja kita akan punya seribu satu cerita.
Kita akan menemukan banyak variabel turunan darinya. Ia bisa berarti pandangan hidup, filsafat gerakan, epistemologi, pandangan ekonomi politik atau arah kebijakan.
Tak sedikit diktat dan buku yang mengunggah tokoh-tokoh tertentu lengkap dengan gambaran-gambaran ideal manusia yang merakyat.
Dulu, kita pernah punya kisah Umar bin Khattab. Terlahir kaya raya namun hidup dalam kesederhanaan.
Hanya perlu 16 dinar demi mencukupi hidupnya dan anaknya untuk masa sebulan penuh.
Ali bin Abi Thalib, terlahir dari keluarga miskin tetapi dialah bintang paling bersinar di palagan perang Badar.
Fakta hidupnya memunggungi kemewahan masa remaja dan ajek mengikuti kemana Nabi pergi, tak terbantah dalam sejarah. Ali, bocah pemeluk Islam pertama di muka bumi.
Cara hidup asketik ala Umar dan Ali itu, kaum Muslim mengidentikkannya dengan istilah Zuhud.