Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merakyat dan Pura-Pura Merakyat

19 Agustus 2025   23:00 Diperbarui: 19 Agustus 2025   23:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aset yang tercatat atas nama Jose Mujica hanya satu unit mobil VW kodok biru muda buatan 1987. (Foto: Kompas)

Saya bukan ahli bahasa dan ini bukan kelas bahasa, jadi terima saja apa yang termaktub menurut subyektif saya. Jika ada ketidaksepakatan yang terselip, tulislah di dalam kotak komentar. Bolehlah kita berdiskusi walau hanya sebentar.

Jika kata 'merakyat' disematkan kedalam kancah perpolitikan, tentu saja kita akan punya seribu satu cerita.

Kita akan menemukan banyak variabel turunan darinya. Ia bisa berarti pandangan hidup, filsafat gerakan, epistemologi, pandangan ekonomi politik atau arah kebijakan.

Tak sedikit diktat dan buku yang mengunggah tokoh-tokoh tertentu lengkap dengan gambaran-gambaran ideal manusia yang merakyat.

Pemimpin Zuhud

Dulu, kita pernah punya kisah Umar bin Khattab. Terlahir kaya raya namun hidup dalam kesederhanaan.

Hanya perlu 16 dinar demi mencukupi hidupnya dan anaknya untuk masa sebulan penuh.

Ali bin Abi Thalib, terlahir dari keluarga miskin tetapi dialah bintang paling bersinar di palagan perang Badar.

Fakta hidupnya memunggungi kemewahan masa remaja dan ajek mengikuti kemana Nabi pergi, tak terbantah dalam sejarah. Ali, bocah pemeluk Islam pertama di muka bumi.

Cara hidup asketik ala Umar dan Ali itu, kaum Muslim mengidentikkannya dengan istilah Zuhud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun