Selasar media sosial diramaikan dengan perang Iran-Israel. Kota-kota hancur lebur. Ratusan anak-anak dan perempuan kehilangan nyawa. Kompas.com melaporkan sebanyak 224 orang tewas dan 1.200 orang terluka. Jumlah korban ini masih terus bertambah.
Di tengah ketidakpastian global tersebut, meski tidak mengalami dampak secara langsung, setidaknya ada sedikit harapan dari pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden Putin.
Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Rusia menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Rusia, dengan tercapainya sejumlah kesepakatan strategis yang berorientasi pada pengembangan teknologi dan penguatan kemitraan di berbagai sektor.
Salah satu sorotan utama adalah tawaran Rusia untuk mendukung pengembangan teknologi nuklir di Indonesia, yang menjadi langkah signifikan dalam transformasi energi dan teknologi nasional.
Ruang Lingkup dan Hasil Pertemuan
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Presiden Vladimir Putin secara terbuka menyatakan kesiapan Rusia untuk bekerja sama dengan Indonesia di bidang nuklir, khususnya untuk tujuan damai.
Kerja sama ini tidak terbatas pada energi, tetapi juga mencakup aplikasi nuklir di sektor kesehatan, pertanian, serta pelatihan tenaga ahli.
Putin menegaskan, "Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek-proyek nuklir untuk tujuan damai, termasuk di sektor kesehatan, pertanian, serta pelatihan tenaga ahli".
Selain teknologi nuklir, Rusia menawarkan kolaborasi di bidang teknologi canggih seperti pengembangan smart city, kecerdasan buatan (AI), dan pemanfaatan ruang angkasa untuk tujuan damai.
Penegasan ini memperlihatkan komitmen kedua negara dalam memperluas cakupan kerja sama menuju era digital dan inovasi teknologi tinggi.