Sederhananya, GFS tidak hanya mengukur tingkat upah, pertumbuhan ekonomi, hingga jumlah pengangguran semata.
Indeks ini menilai "flourishing" sebagai gabungan dari lima domain: (1) Kebahagiaan dan kepuasan hidup; (2) Kesehatan fisik dan mental; (3) Makna dan tujuan hidup; (4) Karakter dan kebajikan; dan (5) Hubungan sosial yang erat (Indonesiabusinesspost.com, 5/5/2025; Globalflourishingstudy.com, 2025).
Singkatnya, GFS mengukur aspek non-material. Atau bisa disebut menggunakan pendekatan kualitatif. Bukan, kuantitatif.
Hasilnya? Pada skala 0 sampai 10, Indonesia menempati skor tertinggi (8,47), disusul Meksiko (8,19) dan Filipina (8,11).
Peneliti menegaskan, negara-negara maju seperti AS, Inggris, Jepang memang unggul di aspek keamanan finansial, namun kerap "kalah" dalam makna hidup, relasi sosial, dan karakter pro-sosial.
Itulah kelebihan Indonesia, bukan? Gotong royong, zakat, sedekah, solidaritas sosial, empati, dan sebagainya.
Ironi Ekonomi: Sejahtera, Tapi Pengangguran Tinggi dan Pertumbuhan Ekonomi Stagnan
Jika membandingkan hasil GFS dengan data ekonomi makro Indonesia, muncul sejumlah ironi mencolok:
1. Tingkat Pengangguran: Meskipun menurun, tingkat pengangguran Indonesia pada kuartal I 2025 masih di 4,76%. Angka ini termasuk yang tertinggi di ASEAN, jauh di atas Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5% selama tiga tahun terakhir, bahkan gagal mencapai target pemerintah. Proyeksi 2025 pun "hanya" 5,2%, kalah dari Vietnam (6,2%), Filipina (6,1%), dan Kamboja (5,6%).
3. Ketimpangan dan Kesejahteraan Material: Indonesia masih menghadapi tantangan ketimpangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang belum tuntas. Banyak masyarakat belum menikmati akses pendidikan dan layanan kesehatan layak.
Terbaru dalam berita Kompas.com (9/5/2025) menulis, Indonesia masuk peringkat 4 negara dengan persentase penduduk miskin tertinggi di dunia tahun 2024, mencapai 60,3 persen.
Perhitungan itu menurut Bank Dunia yang menggunakan standar garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country). Peringkat ini didasarkan pada data Macro Poverty Outlook edisi April 2025.
Perhatikan infografis di bawah ini.