Pandeglang, 23 Januari 2025 - Di era digital yang semakin berkembang, penyebaran nilai-nilai keislaman perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Salah satu cara efektif yang kini sering digunakan adalah melalui desain grafis. Menyadari pentingnya hal tersebut, Kelompok 120 KKM Pondok Pesantren Untirta 2025 menggelar pelatihan desain grafis menggunakan Canva bagi para santri di Pondok Pesantren Salafi Huffadz Manbaul Quran, Labuan, Pandeglang.
Pelatihan ini bertujuan membekali santri dengan keterampilan desain guna menciptakan dakwah kreatif melalui media visual. Dengan demikian, pesan-pesan keislaman dapat tersampaikan dengan lebih menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat, terutama di platform digital seperti media sosial.
Dua mahasiswa FKIP Untirta sekaligus mahasiswa kelompok KKM 120, Rizky Ali Faujan dan Naila Fatimah Azzahra Benliani, menjadi mentor serta pelatih dalam kegiatan ini. Mereka memberikan pengenalan dasar tentang Canva, termasuk cara login, penggunaan fitur-fitur desain, serta pemilihan template yang sesuai untuk materi dakwah. Selain itu, mereka juga mengajarkan teknik memilih warna, font, dan elemen desain agar harmonis dan tetap mencerminkan nilai-nilai Islam.
"Dengan desain yang menarik, pesan dakwah bisa lebih mudah dipahami dan menjangkau audiens yang lebih luas, terutama di media sosial," ujar Rizky.
Para santri sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini. Setelah mendapatkan materi dasar dan melihat contoh desain yang dibuat oleh pemateri, mereka langsung mempraktikkan keterampilan yang baru dipelajari dengan membuat berbagai desain poster bertema Islam. Beberapa santri membuat poster berisi kutipan hadits, poster pendaftaran pesantrennya, dan beberapa poster islam lainnya. Hasil karya mereka ini menunjukkan kreativitas yang tinggi dan membuktikan bahwa dakwah digital memiliki masa depan yang cerah.
Penggunaan desain grafis dalam dakwah sendiri bukan hanya sekadar tren, tetapi menjadi kebutuhan di era informasi saat ini. Banyak generasi muda lebih tertarik dengan konten visual yang menarik dibandingkan teks panjang. Oleh karena itu, santri perlu memahami cara membuat materi dakwah yang efektif dan estetis agar pesan Islam bisa tersampaikan dengan lebih luas.
Namun, di balik peluang besar ini, ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan bahwa pesan yang disampaikan tetap sesuai dengan kaidah Islam dan tidak terdistorsi oleh penyajian visual yang berlebihan. Selain itu, santri juga perlu memahami etika dalam berdakwah di media sosial, termasuk cara menghindari penyebaran hoaks atau informasi yang kurang valid.
Menurut Naila, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan bekal bagi para santri dalam mengembangkan keterampilan mereka di bidang desain grafis. "Santri harus bisa memanfaatkan platform seperti Canva untuk menciptakan konten dakwah yang menarik dan efektif. Dengan keterampilan ini, mereka dapat lebih aktif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam secara kreatif di dunia digital," tuturnya.
Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan satu kali, tetapi diharapkan menjadi langkah awal bagi para santri untuk terus mengembangkan keterampilan mereka dalam desain grafis. Bahkan dihari selanjutnya yakni di tanggal 25 Januari 2025, diadakan kembali pelatihan desain canva. Dengan adanya bimbingan lanjutan dan eksplorasi lebih dalam terhadap fitur-fitur Canva, santri dapat semakin mahir dalam menciptakan konten yang berkualitas.