Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Festival Film Pendek Indonesia, Panggung Sineas Muda Bertalenta

26 Januari 2017   22:56 Diperbarui: 26 Januari 2017   23:40 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ilustrasi dari film pendek di FFPI 2016 (Foto GANENDRA)

Animo tinggi terbukti dari membanjirnya peserta yang mengirimkan karyanya. Angka 276 karya bukanlah angka kecil. Angka yang cukup membuat Dewan juri, Deddy Risnanto (Perwakilan Kompas TV), Frans Sartono (General Manager Bentara Budaya ), Ifa Isfansyah (Sineas), dan Makbul Mubarak (Pembuat Film Pendek & kritikus Film), sibuk.  

Makbul Mubarak, Juri FFPI 2016 (Foto GANENDRA)
Makbul Mubarak, Juri FFPI 2016 (Foto GANENDRA)
Karya-karya yang Terpilih

Mengikuti Screening 10 film pendek FFPI 2016, produksi dari pelajar dan mahasis, cukup beragam konten. Mengusung tema yang sama humanis, bercerita dengan momen-momen yang lekat di masyarakat. Dengan sorotan beragam, ekonomi, social,kemanusiaan.

Gerald dari BINUS yang menciptakan karya berjudul ‘Different” benar-benar berbeda. Filmnya animasi! Sarat perumpamaaan. Mobil bertabrakan, warna-warna dan lain-lain. Film simple yang dikerjakan selama 6 bulan ini menggambarkan pengkotak-kotakan status social  di masyarakat. Mobil berlalu lalang menggambarkan masalah-masalh yang  berada di antara status social masyarakat, dan lain-lain. Terkesan kuat menurutku, Gerald imajinatif dan kreatif banget.  Tak heran Juara 2 disabetnya di FFPI 2016 kategori mahasiswa.

Gerald dari BINUS yang meraih Juara 2 kategori mahasiswa. (Foto GANENDRA)
Gerald dari BINUS yang meraih Juara 2 kategori mahasiswa. (Foto GANENDRA)
Sementara karya “Merengguk Asa di Teluk Jakarta", memotret kehidupan manusia perahu. Mereka hidup di perahu yang mengenaskan. Terhimpit masalah social, keluarga. Anak putus sekolah. Fokus film kehidupan manusia perahu bernama Gunadi. Pesan filmnya menggelitik kepedulian social bahwa Jakarta yang bertebar pesona, kemewahan, ternyata di sudut kota ada masalah klasik, social, ekonomi.  

Lain lagi dengan  “Terminal.” Film pendek juara 3 kategori pelajar ini, memotret kehidupan terminal yang dikenal banyak orang sebagai tempat yang criminal, copet, kekerasan dan lain-lain. Berlatar belakang di Terminal Mandalika, film ini sarat pesan moral  bahwa di terminal juga ada  sisi kemanusiaan positif. Kerjasama saling berbagi.  

Humanis, kemanusiaan. Poin yang menjadi pertimbangan Dewan Juri. Tematis mengenai humanism sendiri adalah sebuah isu dimana orang bisa mengucapkan namun belum tentu bisa mengartikannya secara otentik. 

Di ajang inlah, Dewan Juri, bertugas mencari film-maker yang paling bisa menafsirkan kemanusiaan lewat cara-cara yang paling otentik. Melihat finalis film  pendek 2016 ini, ada kesamaan, memberi alternatif bagaimana menjadi manusia kembali.

Pemenang kategori Pelajar (Foto GANENDRA)
Pemenang kategori Pelajar (Foto GANENDRA)
Pemenang kategori Mahasiswa (Foto GANENDRA)
Pemenang kategori Mahasiswa (Foto GANENDRA)
Selengkapnya hasil penjurian FFPI 2016 adalah, untuk kategori pelajar adalah Juara 1 "Ijinkan Aku Menikahinya". Juara 2 "Mata Hati Djoyokardi" dan juara 3 "Terminal".  Hadiah masing-masing uang sebesar Rp 4 juta ( juara 3 ), Rp 6 juta ( juara 2 ) dan Rp 8 juta plus voucher menginap di hotel Amaris ( juara 1 ). Sedangkan untuk kategori mahasiswa Juara 1 "I Love Me", Juara 2 "Different" dan Juara 3 "Merengguk Asa di Teluk Jakarta". Para juara mendapatkan uang tunai sebesar Rp 6 juta ( juara 3 ), 8 juta ( juara 2 ) dan 10 juta plus voucher menginap di hotel Santika ( juara 1 ). Selamat yaaaa. 

Akhirnya ajang serupa menjadi hal yang krusial, perlu, penting untuk menjadi wadah bagi sineas-sineas muda khususnya dari luar daerah. Mereka mempunyai hak yang sama untuk dapat mengembangkan potensinya. FFPI yang dihelat Kompas TV adalah salah satu panggung yang bisa menjadi sarana berkreasi, namun panggung-panggung lainnya sebagai tempat menampilkan karya-karya sineas-sineas berbakat di seluruh tanah air, mendesak untuk diciptakan. 

Dan harapan Mbak Oci, Dewan Redaksi Kompas TV, suatu saat tak mustahil bisa terwujud, dimana  potensi sineas muda pelajar dan mahasiswa di Indonesia di masa mendatang bisa membanggakan nama Indonesia di kancah internasional. Semoga

@rahabganendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun