Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyemai ‘Rumput Hijau’ di Tanah Kering Pinggiran Negeri

24 Juli 2016   18:21 Diperbarui: 24 Juli 2016   21:56 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maman Suherman, moderator acara. (Foto GANENDRA)

Bahkan ‘pasien’ yang datang ke Puskesmas bukan saja warga setanah air, namun juga dari warganegara Papua Nugini, yang maklum saja, lebih dekat lokasinya dibanding kota di negaranya. Tak heran lokasi yang dekat ini memungkinkan mata uang Kina Papua Nugini pun beredar menjadi alat tukar.  Di saat bertugas tim NS menggandeng pemuka adat, tokoh agama setempat karena ada budaya-budaya lokal yang harus diperhatikan juga.

dr. Mary Sabrina Purba sharing saat acara diskusi di Kemenkes RI. (Foto GANENDRA)
dr. Mary Sabrina Purba sharing saat acara diskusi di Kemenkes RI. (Foto GANENDRA)
Sempat menjadi ‘perdebatan’ dalam acara soal Nusantara Sehat dan Pegawai Tidak Tetap/ PTT, terkait perlakuan yang dianggap berbeda. Drg Usman sempat menjelaskan bahwa sekarang PTT tidak ada. Saya tak tertarik mana yang lebih 'hijau' diantara keduanya. Saya lebih tertarik dengan statemen dari peserta, seorang Dosen dari Perguruan Tinggi di Bandung. Ia optimis bahwa masih banyak anak-anak tenaga kesehatan yang tertarik untuk mengikuti program NS. Soal fasilitas, salari yang lebih, itu wajar-wajar saja. Baginya yang penting adalah meningkatkan rasa nasionalisme, kepedulian dari nakes NS. 

Pesan Bu Menkes, Mengubah Perilaku Masyarakat

Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) yang hadir di tengah-tengah acara, mengungkapkan hal penting terkait NS, yakni soal mengubah perilaku masyarakat dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Menkes mengajak merenungi, berintropeksi dengan pembangunan kesehatan di Indonesia. Mencoba melakukan perubahan perilaku ke masyarakat. Ada yang ga punya toilet? Di daerah kondisinya minim, beda dengan di kota. Nah ini perlu mengubah perilaku masyarakat.

Soal pelayanan kesehatan, menurutnya kondisi heterogen dan geografis di tanah air menimbulkan perbedaan, akses di Jawa mudah, beda dengan Papua, misalnya. Di ibukota, satu Puskesmas bisa punya dokter bedah 40 orang. Sementara di daerah terpencil tak ada sama sekali. Adilkah itu?

“Sekarang prasarana dan sarana kami focus di pelayanan kesehatan primer, fokus penambahan peralatan di regional dan nasional,” kata Menkes.


Menkes senang dengan adanya NS, ada ahli kesehatan masyarakat yang bertanggungjawab terhadap kesehatan untuk komunitas/ masyarakat. Oleh karena itu NS tak sendirian namun  berbasis tim. Dengan maksud supaya holistic yang dikerjakan. Tim bisa menjadi satu kesatuan.

“Sampai pacar di Jakarta dilupakan, betah di sana getu,” candanya.  

Rumput Hijau ‘Surga’ Nusantara Sehat

Di akun facebook, saya sempat berkomentar ‘iri’ pada dr Mary. Iri dalam arti positif lorrr, bahwa kawan-kawan yang ikut dalam program NS itu beruntung. Beruntung dalam arti  berkesempatan berbuat lebih ‘tepat’ sasaran sesuai kompetensinya. Bagiku para nakes itu memang tempat yang semestinya adalah di tengah-tengah masyarakat yang minim layanan kesehatan. Bukan berarti di kota tak penting loorrr. Proporsinya yang tepat. Bayangkan kalau di Puskesmas pelosok ada yang bahkan tak aktif sebelum ada tim NS datang. Seperti dikisahkan dr Mary. Laaa gimana nasib warga pinggiran di tempat bersangkutan?

Maka aku angkat topi bagi kawan-kawan tim NS di mana pun berada. Masih muda, dan mengisi waktu usianya dengan mengikis mimpi kenyamanan hidup. Bayangin hidup tanpa penerangan memadai di malam hari, dan ‘kenikmatan’ hidup usia muda mereka. Mereka adalah rumput-rumput hijau yang disemaikan di tanah kering. Memberi layanan kesehatan untuk mereka yang membutuhkan dalam kondisi terbatas. Dan itu tak mudah dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun