Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Lama Pagi tak Berembun

4 Mei 2015   07:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430698576165319304

***

mengerjap nafas melaju
seperi kemarin yang berdendang berlalu
di kening hari yang mengusap kerut fajar temaram
dan di punggung senja yang kian redup si penjaga pintu malam
lalu pagi datang, kembali
seperti hari ini

barisan nafas di bayang dedaunan padang hidup
menghitung seberapa banyak berkah yang tlah tercurahkan
oleh mentari sang raja pagi
yang menabur cahaya terang berlapis rejeki

tapi
tidak
berkah itu tak terhitung jumlah
menyadari saja adalah anugerah tak kalah indah
ada sang tangan semesta
pengatur hidup Maha Sempurna

diantara rajam pedang waktu
diantara senyum di titian hidup laku
nyanyikan sahaja lagu-lagu puji dan puja
lafalkanlah doa-doa sakral di pintu-Nya yang terbuka
dan membawa ayunan langkah hidup kaki-kaki perkasa
meniti jalan di sepanjang nafas suka maupun dera

lama pagi tak berembun
tapi tidak di pagi ini

***

Bogor - 4 Mei 2015

@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun