Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dawai Asmara Bersahaja

21 Februari 2014   09:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

***

jika hamparan padi menguning tanpa hama perusak mala atau apabila teduh lereng lereng sediakan berlimpah pakan rajakaya dan manakala dewa hujan hadir ramah menghidupi makhluknya keharmonisan yang tumbuh apa adanya tanpa cacat tanpa cela cinta ... itukah cinta?

pada sepasang mata tua kulit legam yang tersenyum bahagia selarasnya alam yang tulus menyapa atas tangan tangan murni yang merengkuhnya pada hati nan suci tanpa ego jelaga

menikmati desau angin lembah pegunungan pagi beriring nyanyian fajar rumput rumput yang tak lelah bersemi bersimpuh pasrahkan diri pada jerih menghidupi untuk insan insan berbudi

cinta tumbuh di hati siapa saja pun petani yang cinta sawah seisinya sahabat setia meniti hidup nan bersahaja pada bulir bulir ikhlas rela pada jerami jerami satukan cita pada gembur tanah yang merekatkan asa

kasih ibu tani yang menyiangi sawah nyawa wibawa pak tani perkasa mengolah tanah raga jiwa bertabur kasih pasangan bersahaja penuh cinta satu asa satu rasa satu harapan bahagia hanya hati tulus rela sang pengikat cinta tanpa banyak rayu kata dan bait mantra begitu sederhana

layaknya perilaku padi yang merunduk meski semakin berat berisi demikian pula kala cinta sejati telah bersemi subur mewangi di relung sanubari akan senantiasa menghormati dalam badai datang dan pergi dawai hati menyayangi saling berbagi tulus tanpa pamrih hati

*** Jakarta 21 Februari 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun