Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

MISTERI: Mbah Marijan, Charles Darwin, dan Monyet

18 Februari 2010   02:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:52 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nenek moyang manusia adalah monyet??? Sinting! Gila! Kafir! Dan entah kutukan apalagi akibat buku kontroversial The Species Of Origin karya Charles Darwin. Banyak yang murka dengan teori evolusi filsuf Inggris tersebut yang menyakini bahwa nenek moyang manusai adalah monyet. Bantahan paling keras datang dari pemuka-pemuka agama. Hanya sedikit yang yakin bahwa benar monyet adalah nenek monyang bangsa manusia. Masalah sebenarnya apa sih di balik kontroversi ratusan tahun itu? Apa yang kau cari Charles Darwin? [caption id="attachment_77449" align="alignnone" width="300" caption="Baca niyee"][/caption] Yuk ngintip catatan pribadi Mbah Marijan. Untuk sedikit temukan jawaban atas misteri dan teka-teki di balik semua itu. "Mbah Marijan nenek moyang manusia apa sih?" "Lha saya tidak tahu. Kenapa?" "Pak guru bilang menurut Charles Darwin nenek moyang kita adalah monyet. Iiiiihhhh malau akh. Masa kita turunan monyet?!" "Hahahahahaha....." "Terus Mbah, ditunjukkan juga gambar perubahan pelan-pelan selama jutaan tahun dari monyet jadi manusia. Iiiihhhh.... miris, iiiihhh....." "Hahahahahaha....." "Gila yakh Charles Darwin, apa iya bisa liat jaman jutaan tahun yang lalu? Jangan-jangan keluarga dia saja turunan monyet. Huhh!!!" "Hahahahahaha....." Rupanya ocehan anak SMA tadi siang berkesan di hati Mbah Marijan yang lagi suntuk. "Charles Darwin yang mana yakh? Oh, iya. Saya pernah denger remang-remang dulu....hmmm sudah ingat." bisiknya dalam hati. Mbah Marijan ingat peristiwa 30 tahun yang lalu ada debat sengit tentang teori evolusi Darwin. Sampai hampir bacok-bacokan clurit antara Pak camat dengan Pak Ustadz. Sampai menjelang malam kepikiran terus tentang monyet nenek moyang bangsa manusia. Begitu jatuh tidur terbawa mimpi. Mimpi ketemu Charles Darwin! Wouwwww!!! "Halo Mbah Marijan. Kenalkan saya Charles Darwin." "Oh ya. saya sudah kenal. Kamu filsuf terkenal dari Inggris." "Maaf saya sudah lama mati. Tapi nama saya masih terus disebut-sebut hahaha..." "Nah kebetulan nih Charles. Teori kamu tentang monyet nenek moyang manusia, hebat tenan!" "Akh, saya sudah mati Mbah sudah tidak tertarik. Waktu masih hidup selalu ingin tahu. Namanya juga filsuf ingin tahu jawaban rahasia alam kehidupan. Meneliti pelan-pelan, tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan, cari argumen yg tidak terpatahkan." "Begini Charles, apa kesimpulanmu tentang monyet dan manusia sudah final?" "Belum...belum... segala kemungkinan bisa terjadi. Argumen yg tidak terpatahkan bisa patah di kemudain hari." "Maksude piyeee? Eh, maksudnya gimana?" "Begini Mbah. Coba Mbah Marijan saja pura-pura jadi saya. Jadi filsuf yang umurnya 500 tahun. Selidiki nenek moyang manusia. Cobalah!" "Ndak bisa saya..." "Bisa Mbah.... Bisa... Ayo coba!" "Ya. ya. saya coba ngarang-ngarang... Anggap saja saya meneruskan penelitianmu Charles. Seratus tahun kemudian saya temukan nenek moyang manusia adalah anjing kecil. Jutaan tahun sebelum menjelma jadi monyet." "Hahahaha... apa buktinya?" "Buktinya kalo kita ngamuk suka mengupat dg 'Anjing! Anjing! Anjing!' itu tandanya naluri anjing masih bersemayam di hati manusia. Ada kaitannya satu sama lain." "Masuk akal Mbah. Monyet juga nenek moyang manusia, buktinya kalo kita sewot kadang mengumpat dg 'Monyet! Kunyuk! Ketek!'....." Mbah marijan makin semangat dg teori ratusan juta tahun yang silam. "Terus, seratus tahun kemudian. Saya temukan bahwa nenek monyang manusia adalah kutu busuk. Jutaan tahun sebelum menjelman menjadi anjing kecil. Jutaan tahun sebelum anjing kecil menjadi monyet." "Hahahaha... Buktinya apa Mbah?" "Kalo kita marah suka mengumpat dg 'Bangsat! Bangsat! Bangsat!' . Lha bangsat itu kan sejenis kutu busuk. Naluri bangsat masih bersemayam di hati manusia sampai sekarang, tokh?" "Masuk akal. Jadi.... dari bangsat menjadi anjing kecil lalu menjadi monyet lalu menjadi manusia. Selama ratusan juta tahun." "Terus seratus tahun kemudian. Saya temukan bahwa nenek moyang manusia ternyata tanah liat. Ratusan juta tahun sebelum menjelma menjadi bangsat." "Lho koq bisa!!! Ck. Ck. Ck. Buktinya apa Mbaaaaah?" "Semua mahluk hidup bernyawa dan bergerak berasal dari mahluk tak bernyawa dan tak bergerak. Itu teorinya." "Lanjutkan!!!" "Sebentar Charles. Sabar.... Sabar....." "Lanjutkan!!! Lebih Cepat Lebih Baik. Saya tidak sabar Mbah." "Sekitar 70% badan manusia terbungkus oleh gumpalan daging lembek. Yg sama lembeknya dengan tanah liat. Monyet dan Anjing juga begitu. Dan Bangsat menyerupai butiran tanah liat yg bisa bergerak dan diberi nyawa. Masuk akal tokh?" "Hmmm... masuk akal. Masuk akal. Tapi Mbah.... Oh my God!... Duh, koq sama dengan kitab suci bahwa asal manusia dari tanah. Dari tanah jadi kutu, dari kutu jadi anjing kecil, dari anjing kecil jadi monyet, dari monyet jadi manusia.... Bingung saya!.... Binguuuuung!!!" "Hahahahaha.... Maaf Charles, saya ndak nyangka sampainya ke sana... Saya juga binguuuung!!!" Praaaaaaaaaak..... Brakkkk!!!. Tiba-tiba hantaman potongan kayu kelapa di pintu rumah. Mimpi panjang Mbah Marijan obrol-obrol mengasyikan dg Charles Darwin terputus dadakan. Mbah sedang menyendiri di sebuah gubuk di lembah gunung berapi. Mimpi barusan, ya ampun.... begitu mengesankan. Lengket terus dipikiran sampe lupa semua kegiatan. Kayak kesihir aja. Tiba-tiba dia ingat sesuatu. Oh, ya dulu ada secarik tulisan dari kakeknya. Sebuah pesan. Sebuah amanat dari kakek. Sebuah amanat yang hampir terlupakan. Di simpan mana yakh? Oh ya di laci terbawah. Dibalik sobekan kertas karton paling bawah. Nah ini ketemu! Ini dia bunyinya: "Bocah-bocah, memang penting mikir nenek moyang kamu dulunya apa, tapi lebih penting mikir anak-cucu kamu dididik jadi apa?" * * Salam Tuljaenak, Ragile, 18-feb-2010 *)Kisah di atas fiksi belaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun