Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cewek Panggilan Pejabat dan Pengusaha Booking Kamar Hotel and Apartement

1 Desember 2012   08:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 63759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah, gak nyangka yah dia itu cewek panggilan? padahal tampang alim dan anggun, Ck Ck Ck..." demikian terperangahnya orang-orang setelah tau.


Tetangga saya berparas cantik, seksi, anggun, keren, usia 30an.


Enam bulan kemudian baru tau ternyata dia call girl di hotel "M" di jalan Matraman Raya Jakarta Timur seberang Toko Buku Gramedia. Belakangan pindah ngetem di grup hotel yang sama di Jalan Pramuka Jakarta Timur. Dia ngaku sendiri profesinya, menyebut siapa pelanggannya, makanya kami tau. Itu kejadian pertama saya kenal call-girl (gadis panggilan) kelas atas karena rumah kami dempetan awal 1990an.


Siapapun Anda sulit menduga dia wanita panggilan, jalan abis isya pulang abis shubuh, antar jemput sedan Eropa. Dandanan dia layaknya wanita karir, gak ada tampang, maaf, perempuan nakal. Hanya bila kita ngobrol-ngobrol menjurus wilayah selangkangan baru 'deg' ada sinyal ke arah dunia mesum buat cari duit. Bisa jadi Anda kasihan koq secantik dia mau-maunya menjalani hidup yang dia sadari memalukan.


Bahwa dia ngetem di hotel "M" dengan booking kamar duluan tidak perlu dipungkiri. Dia punya kalkulasi akurat. Bila room rate Rp.200.000-/malam pasti untung karena bisa melayani laki Rp.500.000,- per 5 jam. Apalagi pelanggan adalah pejabat negara pasti ada bonus barang berharga: jam tangan, sepatu, tas, fashion product.


Walaupun ada bukti pemilikan harta barang mewah tapi sulit membuktikan bahwa benar pejabat X dan Y yang jadi pelanggan di kamarnya. Semua serba tertutup, pejabat tidak meninggalkan bukti check-in karena si cewek yang ngedaftar sebagai tamu hotel di Front Desk. Lagian sudah lumrah pejabat nyelonong masuk hotel dari pintu belakang dekat parkir agar lolos dari pandangan mata publik.



Lain lagi gaya mahasiswi


Sebuah hotel "S" di jalan Soepomo Jakarta Selatan dulu terkenal buat ngetem "mahasiswi mandiri". Maksudnya mandi sendiri sambil ngantongi duit setelah dibayar lelaki usai kelonan dalam kamar hotel. Kebanyakan mahasiswi Universitas "S" jurusan perhotelan dan pariwisata di sekitar hotel "S". Mereka masih sweet seventeen dan pandai menyamarkan "punya kerja" sambil kuliah. Mereka sangat tertutup tapi mau nitip nomer telpon kepada Front Officer hotel buat terima order "bobo-bobo siang".


Pernah saya ketemu satu mahasiswi tsb, ya ampun, tampangnya lugu amat dan baby face lagi. Gak nyangka deh dia mau begitu. Kebetulan saya kenal GM Hotel jadi saya tau dia ninggalin nomer telpon buat terima order. Konon 20% masuk jatah preman staff hotel dan 5% buat Satpam hotel. Demi keamanan siapa tau ada razia polisi.


Mereka pilih pilih lelaki yang mau dilayani.


Biasanya liat dulu dari jauh tampang si laki kayak apa. Kalau tidak cocok order batal biasanya dengan alasan bahwa sudah keduluan order orang lain. Tapi langganan tetap bisa menjurus ke rumah tangga apabila si laki mau terima bad background si cewek sebagai istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun