Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beban Ortu Pelukis Bocah Jenius Kieron Williamson yang Tenar dan Tajir

26 Juli 2013   22:06 Diperbarui: 28 Januari 2016   16:46 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_268900" align="aligncenter" width="600" caption="Sulaymaniye Mosque at Istanbul by  Kieron Willamson"][/caption] KONON, dunia seni lukis sedang gandrung pada pelukis bocah jenius dari Inggris bernama Kieron Williamson. Bocah ajaib kelahiran tahun 2002, hari ini belum genap 11 tahun, itu berasal dari desa Holt, Norfolk.Bakat alamnya sudah menonjol sejak usia 6 tahun. Lukisan paling atas yang dipajang pada blog ini menggambarkan mesjid Sulaiman di Istanbul, dilukis pada usia 9 tahun.

[caption id="attachment_268901" align="aligncenter" width="640" caption="Kieron Williamson lagi ngelukis di desanya Norfolk (sumber:today.com)"]

13748456591350583047
13748456591350583047
[/caption]

Menurut warta dari DailyMail terbitan Jumat 26-07-2013, terungkap bahwa ternyata keajaiban si bocah sungguh membahagiakan  sekaligus menjadi beban, kata ayahnda dan ibunda. Loh beban yang bagaimana? Soal beban yang dimaksud oleh Tuan Keith Williamson dan Nyonya Michelle Williamson akan dibahas belakangan.

[caption id="attachment_268902" align="aligncenter" width="600" caption="frozen at lake blickling by Kieron Williamson"]

13748457751651688941
13748457751651688941
[/caption]

Portal berita Daily Mail menguraikan perjalanan karir Kieron Williamson. Konon dulu sang ayah banting setir usaha menjadi pedagang lukisan yang diperoleh dari lelang. Ketika itu Kieron baru berusia 5 tahun sudah menunjukkan minat melukis. Maka dia dikirim ke galeri lukis untuk belajar. Dalam tempo singkat dia sudah unjuk gigi bakat luar biasa sebagai pelukis alam. Kieron hobi melukis apa saja yang dilihatnya.

[caption id="attachment_268903" align="aligncenter" width="624" caption="horning road by Kieron Williamson"]

137484590553685787
137484590553685787
[/caption]

Sejak itu hingga kini Kieron sudah berhasil melahirkan 1000 lukisan. Lukisannya konon khas bocah-bocah tapi mampu melengkapinya dengan detail yang hanya mungkin dicapai oleh pelukis dewasa. Dia mahir melukis perspektif dan shading.

[caption id="attachment_268904" align="aligncenter" width="624" caption="toward blackney by Kieron Williamson"]

1374845986723981821
1374845986723981821
[/caption]

Dalam usia 7 tahun Kieron Williamson sudah menggelar Pameran Lukis. Ajib... Ajib... Dalam tempo beberapa menit karya lukisnya laris-manis dibeli orang. Harga lukisan terjual cukup mahal untuk ukuran pelukis pemula lagi masih belia. Tak pelak dia terbang menjadi selebriti cilik. Dunia seni lukis seaakan haus melahap apa saja yang dilukis oleh tangan bertuah milik bocah ajaib ini. Terbukti sejak namanya mengguncang dunia, apapun yang dilukis olehnya menjadi rebutan untuk dibeli. Dan menjadi buah bibir di semua belahan dunia.

[caption id="attachment_268905" align="aligncenter" width="634" caption="Lukisan anak ajaib Kieron Williamson"]

13748460701849358440
13748460701849358440
[/caption]

Sejak menjadi pelukis kenamaan, orang tuanya menghadapi dua pintu sekaligus. Pintu pertama adalah pintu rejeki yang mengalir deras. Tetangga bilang Kieron Williamson ibarat perusahaan, sedangkan orang tuanya ibarat direktur perusahaan. Dalam bahasa gaul orang Indonesia: Kieron ibarat ATM buat orang tuanya. Di sinilah orang tua merasakan beban berat menghadapi anak kandung masih bocah tapi jenius sekaligus pencetak fulus yang maknyuss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun