Mohon tunggu...
Rafly Rafly
Rafly Rafly Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah orang yang kreatif dan bersemangat dalam mengejar tujuan, dan selalu mencari peluang untuk belajar dan berkembang. Saya adalah orang yang ramah, terbuka dan suka membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jebakan manis atau Tangga kesuksesan Bagi kreator lokal

3 Mei 2025   16:35 Diperbarui: 3 Mei 2025   17:01 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Sumber Foto : FEB UniversitasAlmaAta)

Di era ketika satu postingan bisa mengubah hidup seseorang, platform digital berdiri dengan ruang pelangi setelah hujan menjanjikan keindahan, namun kadang hanya bayangan yang tidak dapat dicapai. Bagi kreator lokal, tawaran itu terasa menggoda. 

Tetapi, di balik layar yang bersinar itu, tersembunyi di medan pertempuran yang jauh lebih sulit. Algoritma yang sering berganti, ketergantungan pada satu platform, hingga persaingan global yang tak kenal ampun menjadi bayangan yang selalu memantau. Maka, sebuah pertanyaan penting pun muncul: Apakah platform ekonomi benar-benar menjadi tangga emas menuju kesuksesan bagi kreator lokal, atau justru jebakan manis yang perlahan merusak kemandirian mereka?

Platform Ekonomi: Membuka Gerbang Tidak Terbatas.

Tidak dapat dikesampingkan, platform seperti Instagram, TikTok, Etsy,dan Spotify, telah merubah cara kreator memperkenalkan karya mereka.

Jika dahulu seniman harus berjuang keras menembus galeri, musisi harus menunggu ke label rekaman, atau penulis harus mengirimkan naskah terus menerus ke penerbit, kini semua itu bisa dipotong lewat satu postingan yang tepat sasaran dan sesuai target.

Keunggulan Platform Ekonomi Kepada Kreator Lokal Antara Lain:

1. Jangkauan Global: Seorang penjual perhiasan dari Bali bisa menjual karyanya ke pelanggan di Eropa tanpa harus membuka toko fisik.

2. Monetisasi Langsung: Lewat fitur like, donasi, hingga marketplace, kreator bisa langsung mendapatkan penghasilan dari karya dan inovasinya

3. Komunitas yang Terbangun: Komunikasi langsung dengan audiens menciptakan pengabdian yang sulit didapatkan di lingkungan lama.

(sumberfoto:MyCarrier-Telkom
(sumberfoto:MyCarrier-Telkom

Aspek tersembunyi: Platform tidak selalu adil

Dalam dunia digital, platform sering dianggap sebagai alat yang membantu melindungi hak cipta, tetapi kenyataannya tidak selalu adil. Dikutip dari "Pasal 114 UUHC"Menurut Ramli, platform digital memiliki kemampuan untuk mendeteksi konten yang melanggar hak cipta berkat dukungan teknologi dan kecerdasan buatan. Tetapi, meskipun teknologi seperti ini tersedia, platform sering kali tidak sepenuhnya menggunakannya untuk melindungi pencipta konten secara optimal. Untuk itu, Ramli menyarankan bahwa teknologi seperti CMT (Content Management Technology) dan Content ID perlu diterapkan lebih luas untuk memastikan perlindungan hak cipta yang lebih adil dan merata bagi semua pencipta konten. Dengan kata lain, meski ada teknologi canggih, masih ada celah yang membuat perlindungan hak cipta kurang maksimal di beberapa platform.

1. Ketergantungan pada Algoritma

Sebagian besar platform mengandalkan algoritma untuk menentukan visibilitas konten. Ini membuat kreator harus terus "menyenangkan" mesin demi mempertahankan eksistensi. Algoritma bisa berubah sewaktu-waktu tanpa peringatan, dan perubahan itu dapat langsung mempengaruhi jangkauan dan pendapatan kreator.

Contoh nyata: perubahan algoritma Instagram yang mengutamakan konten video (Reels) membuat banyak fotografer kehilangan engagement secara drastis.

2. Kompetisi Global yang Tidak Seimbang

Meskipun platform membuka pasar global, realitasnya, kreator lokal harus bersaing dengan jutaan konten dari seluruh dunia. Tanpa keunikan, strategi, dan pemahaman pasar, karya kreator mudah tenggelam dalam lautan konten yang terus membanjiri platform setiap detik.

3. Pendapatan yang Fluktuatif

Sumber pendapatan yang bergantung pada platform bersifat tidak stabil. Perubahan kebijakan monetisasi, fluktuasi tren konsumen, atau bahkan kebijakan sensor konten bisa membuat penghasilan kreator turun drastis dalam waktu singkat.

  (Sumber foto: FEB UniversitasAlmaAta)
  (Sumber foto: FEB UniversitasAlmaAta)

Strategi Cerdik : Memanfaatkan Platform Tanpa Tersesat 

Platform ekonomi ini sering kali berbentuk aplikasi atau sistem berbasis digital yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mengelola berbagai aspek operasional mereka, termasuk pemasaran, penjualan, manajemen persediaan, dan tentu saja, perencanaan keuangan. Strategi cerdik dalam memanfaatkan platform ekonomi ini tanpa tersesat melibatkan pemilihan platform yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Agar tidak terperangkap dalam risiko, kreator perlu mengambil pendekatan yang layak dalam membangun karir digital mereka. Beberapa langkah yang wajib dipertimbangkan:

Keberagaman Saluran dan Sumber Pendapatan

Jangan fokus pada satu platform saja. Bangun kehadiran di beberapa saluran sekaligus, seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan marketplace seperti Shopee. Selain itu, kombinasi pendapatan dari berbagai sumber iklan, penjualan langsung, kursus online, donasi akan membuat bisnis kreatif lebih tahan ujian.

Bangun Aset Sendiri

Memiliki aset seperti website pribadi, daftar email pelanggan, atau komunitas mandiri memberikan kontrol lebih besar dibanding hanya mengandalkan platform pihak ketiga. Ini juga memberikan jalur komunikasi langsung ke audiens tanpa terpengaruh algoritma.

Pahami dan Memanfaatkan Algoritma

Kreator yang berhasil biasanya adalah mereka yang paham bagaimana algoritma bekerja. Mempelajari tren engagement, pola konsumsi konten, dan jam aktif audiens dapat meningkatkan peluang sukses.

Tetap Konsisten dan Dipercaya

Dalam dunia digital yang serba cepat, kepastian adalah mata uang berharga. Kreator yang tetap setia pada nilai dan suara pribadi mereka akan membangun komunitas penggemar sejati yang solid.

Mudah Beradaptasi Terhadap Perubahan

Perubahan adalah hal yang pasti dalam dunia platform digital. Kreator yang mampu beradaptasi dengan cepat baik dalam format, pendekatan, maupun model bisnis memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan tumbuh.

Studi Kasus Berdasarkan Kisah Nyata : Nabila Rizky, Kreator Gen Z Sukses dengan Produk Digital

Dikutip dari "Jurnal Analisa Sosiologi Januari 2024, 13 (1): 22- 40". Nabila Rizky adalah seorang kreator muda dari Indonesia yang berhasil membangun bisnis produk digital berupa eBook dan template desain yang populer di kalangan milenial dan Gen Z. Ia memulai bisnisnya saat masih berkuliah, menyadari bahwa banyak mahasiswa dan profesional muda kesulitan membuat CV yang menarik untuk melamar pekerjaan. Dengan keahliannya dalam desain grafis, Nabila menciptakan template CV yang modern dan mudah digunakan. Seperti banyak kreator Gen Z lainnya, Nabila memahami bahwa personal branding adalah kunci untuk meraih sukses di dunia digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun