68). Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar biasanya tidak lepas dari karakteristik siswa dan karakteristik belajarnya. Landasan pelaksanaan konseling tidak lepas dari perkembangan siswa yang optimal. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya atau mencapai tujuan perkembangannya, meliputi aspek fisik, emosional, intelektual, sosial dan moral-spiritual. Oleh karena itu, muncul berbagai panduan dan kiat dengan karakteristik yang berbeda dari masing-masing teknologi, yang akan diterapkan untuk mengembangkan potensi siswa. Tidak terkecuali bimbingan dan konseling sekolah dasar.
Menurut Irham dan Wiyan (2014:
29) Kebutuhan bimbingan dan konseling di sekolah dasar pada prinsipnya tidak terlepas dari masalah perkembangan siswa. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar berbeda dengan di sekolah menengah. Dalam kepemimpinan sekolah dasar, pentingnya peran guru dalam kegiatan kepemimpinan dipertegas dengan model pembelajaran guru kelas.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa tingkat TK, SD, SMP, SMA dan PT. Subjek dari artikel ini adalah pengembangan siswa. Pada umumnya siswa di Indonesia menempuh pendidikan selama 12 tahun di sekolah, selama di sekolah siswa mengalami perkembangan berdasarkan lingkungan siswa, seperti karakter siswa dan karakteristik siswa berdasarkan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun sekolah. baik seperti lingkungan masyarakat
PEMBAHASAN
Dalam perkembangan siswa atau moral, anak usia 4 sampai 7 tahun menunjukkan moralitas heteronom dimana anak memandang keadilan dan aturan sebagai sifat dunia yang tidak dapat diubah dan tidak dikendalikan oleh manusia. Menurut mereka, aturan ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Kualitas dan kebenaran perilaku didasarkan pada akibatnya, bukan pada zaman pelakunya. Anak percaya bahwa kejahatan secara otomatis membawa hukuman. Anak usia 7 sampai 10 tahun berada dalam masa transisi dan menunjukkan beberapa ciri perkembangan moral tahap pertama dan beberapa ciri tahap kedua.Sejak usia 10 tahun anak menunjukkan moralitas mandiri. Mereka menyadari bahwa peraturan dan hukuman adalah buatan manusia, sehingga mereka mulai berpikir tentang niat dan konsekuensinya.
REFERENSI
Buku cetak pengantar Psikologi Pendidikan Dr. Heny Perbowosari, S.Ag., M.Pd Dr (C). Irjus Indrawan, S.Pd.I., M.Pd.I. Hadion Wijoyo, S.E., S.H., S.Sos., S.Pd., M.H., M.M., Ak., CA., QWP Setyaningsih, S.Ag., M.Si.Â
Artikel PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK HOTIMAH-Universitas Negeri Makassar
Jurnal PERKEMBANGAN TINGKAT KOGNITIF PESERTA DIDIK DI KOTA METRO STUDENTS' LEVEL COGNITIVE DEVELOPMENT IN METRO CITY - Triana Asih