Mohon tunggu...
Rafly Alainsyah
Rafly Alainsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNJ

SAATNYA YANG MUDA YANG BERGERAK!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makan Siang Gratis Cegah Stunting? yang Bener Aja!

2 April 2024   14:20 Diperbarui: 2 April 2024   14:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya program makan siang gratis, seperti yang diusulkan oleh pasangan calon presiden Prabowo - Gibran, terletak pada pengalaman pribadi Prabowo saat menjadi tentara yang beroperasi di daerah pedesaan. Prabowo mengungkapkan bahwa dia telah melihat orang-orang mati kelaparan di depan tenda pasukannya, pengalaman ini mempengaruhi pandangannya tentang pentingnya akses ke makanan yang layak bagi semua orang, terutama anak-anak dan ibu hamil. Dia berjanji jika terpilih menjadi Presiden RI, masalah keamanan pangan akan menjadi prioritas utama. Program makan siang gratis ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah, termasuk angka kematian ibu waktu lahir, stunting, kemiskinan, dan menyerap hasil panen petani dan nelayan. Prabowo juga menjanjikan bahwa program ini dapat meningkatkan ekonomi Indonesia minimal 1,5 sampai 2%.

Jika program makan siang gratis ini di analisis sebagai strategi intervensi stunting, maka  menunjukkan bahwa program ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat, tetapi juga tantangan yang signifikan. Stunting adalah masalah yang kompleks, yang melibatkan berbagai faktor seperti metode bercocok tanam, logistik, diversifikasi pangan, krisis iklim, dan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi pangan. Oleh karena itu, solusi yang sistemik diperlukan, bukan hanya menyediakan makan siang atau susu gratis.

Program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran merupakan langkah yang spesifik untuk mengatasi stunting, yang mencakup intervensi sensitif yang berkontribusi 70% dalam penanganan stunting. Namun, calon Presiden Ganjar Pranowo menilai bahwa program ini merupakan langkah yang terlambat dalam penanganan stunting, dan perlu diusung sejak dini dengan fokus pada persiapan kesehatan bagi calon ibu hamil.

Pendekatan pencegahan stunting yang efektif melibatkan perbaikan gizi ibu dan anak, serta pendekatan sensitif yang mencakup pola asuh, kebersihan, literasi orang tua, sarana air minum dan sanitasi, serta imunisasi. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diterbitkan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa susu tidak direkomendasikan sebagai solusi utama untuk stunting, tetapi makanan yang padat gizi dan menggunakan gabungan dari dua macam lauk kaya protein hewani seperti telur dan ikan atau telur dan daging.

Perlu kita ketahui angka stunting di Indonesia saat ini telah melampaui batas prevalensi stunting dunia dan merupakan yang tertinggi ke-2 di Asia Tenggara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, angka stunting pada tahun 2022 menurun menjadi 21,6 persen, dan masih terlalu tinggi berdasarkan model estimasi tahun 2020.

Pengalaman negara lain, seperti Cina dengan program Nutrition Improvement Program (NIP), juga menjadi referensi dalam merancang program makan siang gratis di Indonesia. NIP diperuntukkan bagi anak yang berada di wilayah pedesaan dan sedang mengikuti pendidikan wajib, yang menunjukkan potensi program ini untuk meningkatkan kesehatan siswa dan memerlukan lebih banyak dukungan untuk mencapai dampak yang lebih luas.

Program makan siang gratis diharapkan dapat berkontribusi pada kesejahteraan jangka panjang dengan meletakkan dasar untuk gaya hidup lebih sehat, mengurangi ketidakamanan pangan, krisis obesitas anak, dan masalah kesehatan. Selain itu, program ini diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga, khususnya keluarga berpenghasilan rendah dengan banyak anak.

Program ini harus dipertanyakan relevansi dan kewarasannya, terutama dalam hal kemampuan anggaran yang menopangnya. Prabowo-Gibran menekankan target ketercapaian penerimaan program ini hingga 100% di sekolah dan pesantren, yang menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan anggaran yang diperlukan. Dalam konteks anggaran, Prabowo-Gibran menyatakan sanggup membiayai program makan siang gratis dan susu ini dengan anggaran sebesar Rp 440 triliun dan IKN sebesar Rp 466 triliun. Namun, ini menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan anggaran yang ada dan dampaknya terhadap defisit APBN. Jika program ini diimplementasikan, diperlukan peninjauan lebih lanjut tentang dampaknya terhadap anggaran dan kemampuan pemerintah untuk membayar utang.

Program makan siang gratis sering kali memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekadar menyediakan makanan. Mereka juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, memperkuat komunitas, dan memberikan dukungan bagi mereka yang membutuhkannya. Secara keseluruhan, Program Makan Siang Gratis memiliki potensi untuk memberikan manfaat dalam mengatasi stunting, tetapi juga memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan sistemik. Penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi stunting dan mengevaluasi dampak jangka panjang dari program ini, termasuk dampaknya terhadap anggaran dan kemampuan pemerintah untuk membiayai program tersebut.

Lantas bagaimana kelanjutan dari program ini kedepannya? Mari kita lihat dan berdoa semoga lancar terlaksana dan ditepati janjinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun