Mohon tunggu...
Muhammad RafliHidayatulloh
Muhammad RafliHidayatulloh Mohon Tunggu... Lainnya - sedang mencari

"kehidupan memanglah sulit, tetaplah jalani dengan hati ikhlas, terus berusaha dan tawakkal, hadapi dan coba untuk yang terbaik"

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bak Istilah "Right Man In The Right Place", Sosok Tepat di Balik Kesuksesan Bayern Munchen Meraih Gelar "Sextuple"

21 September 2021   20:08 Diperbarui: 21 September 2021   20:17 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi skuad Bayern Munchen, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berarti bagi mereka. Karena pada tahun itu skuad arahan Hansi Flick berhasil merengkuh gelar 'Sextuple' mereka, setelah klub yang bermarkas di Allianz Arena tersebut sukses meraih enam gelar dalam satu musim. Setiap turnamen yang mereka ikuti, mereka sukses menyabet gelar dari tiap-tiap kompetisi. 

Mulai dari DFL-Supercup (Piala Super Jerman), Bundesliga (Liga Jerman), DFB-Pokal (Piala Liga Jerman), UEFA Champions League (Liga Champions), UEFA Super Cup (Piala Super Eropa), dan yang terkahir ditutup dengan gelar FIFA Club World Cup (Piala Dunia antar klub). Dan perolehan tersebut menyamai rekor tim asal Spanyol yakni FC Barcelona yang sebelumnya juga sukses meraih gelar 'Sextuple' pada tahun 2009 lalu.

Semua kesuksesan yang Bayern Munchen raih tidak terlepas dari cymistry tim yang dibangun oleh Robert Lewandowski cs. Istilah "Right Man in the Right Place" cocok bila disandingkan dengan kekuatan tim Bayern Munchen saat itu, mereka merupakan sosok yang tepat di tempat yang tepat. Bayern Munchen seperti benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan untuk membangun tim kuat. 

Dan menariknya Bayern tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membangun kedalaman skuad yang mampu berbicara banyak di kancah eropa hingga dunia. Bayern Munchen lebih memilih untuk mendatangkan pemain usia muda sehingga tidak terlalu memiliki harga yang tinggi. 

Contohnya saja seperti Joshua Kimmich dan Alphonso Davies, Joshua Kimmich diboyong dari VfB Stuttgart hanya dengan harga 8,5 juta euro, dan kemudian Alphonso Davies yang didapatkan dari Vancouver Whitecaps FC dengan nilai sebesar 10 Juta euro. 

Namun, walaupun nilai transfer mereka berdua terbilang cukup murah, tetapi kualitas skill dan performa mereka saat diatas lapangan tidak bisa dianggap sepele. Oleh pelatih Hansi Flick sendiri, mereka berdua seringkali menjadi pilahan starting Line-Up Bayern Munchen setiap menjalani laga di semua kompetisi. Mereka benar-benar menjadi pemain yang berkualitas dibawah arahan pelatih Hansi Flick.

Para pemain yang ada pada saat itu rata-rata juga bukan pemain yang baru dibeli oleh Bayern Munchen pada bursa transfer musim 2019/2020 lalu. Bayern Munchen masih mengandalkan pemain-pemain lama mereka, seperti Thomas Muller, David Alaba, Jerome Boateng, Manuel Neuer, Serge Gnabry, maupun Robert Lewandowski. Meskipun diisi dengan pemain lawas, namun kualitas mereka masih sering dijadikan tumpuan tim FC Bayern.

Ujung tombak "Die Roten"

Robert Lewandowski merupakan salah satu pilar penting bagi Bayern Munchen dalam kesuksesan mereka meraih gelar 'Sextuple' ini. Dengan insting dan naluri nya sebagai seorang striker utama "Die Roten", Robert Lewandowski berhasil menjadi pemain tersubur di Bundesliga dengan mencetak 34 gol dan dinobatkan menjadi Top Skor Bundesliga musim 2019-2020 lalu. 

Pada musim itu juga, Lewandowski dinobatkan sebagai pemain terbaik eropa 2019-2020. Lewandowski kini berada di posisi kedua di bawah Legenda Bayern Munchen, Gerd Muller, sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Bundesliga dengan catatan torehan 284 gol selama dirinya berkarir di Bundesliga Jerman. 

Robert Lewandowski merupakan salah satu pembelian terbaik Bayern Munchen dalam 10 tahun terkahir. Robert Lewandowski didatangkan dari Borussia Dortmund dengan status bebas transfer pada bursa transfer musim panas 2014 lalu. 

Selama berseragam Dortmund, Lewy belum pernah sama sekali memenangkan gelar Liga Champions. karir terbaiknya bersama "De Borussian" di kompetisi paling elit antar klub benua eropa tersebut yaitu saat Dortmund berhasil menembus babak final musim 2012/2013. Dan kala itu Dortmund berjumpa dengan klub Lewandowski saat ini, Bayern Munchen. Sayangnya, Borussia Dortmund harus mengakui kehebatan skuad Bayern Munchen kala itu, Dortmund dipermalukan dengan skor 2-1. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun