Kawasan Wisata Kota Batu atau KWB, merupakan wilayah yang dulunya bagian dari Kabupaten Malang. Dan kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Lalu pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang. Kota Batu adalah wilayah yang terletak berada di kaki dan lereng pegunungan dan berada pada ketinggian rata-rata mancapai 12-19 derajat Celcius.Â
Destinasi yang ditawarkan di Kota Batu pun cukup bermacam-macam. untuk wisata alam, Kota Batu menawarkan diantaranya Coban Talun, Area Paralayang di Gunung Banyak, Cangar, Coban Rais, dan masih banyak lagi. Dan untuk wisata taman bermain, di Kota Batu terdapat kawasan paling sering dikunjungi oleh para wisatawan masyarakat Indonesia dan yang menjadi ciri khas wisata di Kota Wisata Batu . Yakni Kawasan wisata taman bermain Jatim Park Group. Yang dimana pihak Jatim Park Group telah membangun area taman bermain seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2 (Museum Satwa dan Batu Secret Zoo), Eco Green Park, Batu Night Spectacular, dll.Â
Terlepas dari wisata alam dan wisata bermain, di Kota Batu juga budaya yang paling digemari dan terus dilestarikan oleh masyarakat di sini. Yaitu Seni "Bantengan". Seni Tradisional Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Kesenian ini dimainkan oleh dua orang yang berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala bantengan dan pengontrol tari bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantegan. kostum bantengan biasanya terbuat dari kain hitam dan topeng yang berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli banteng.
Pada kesenian bantengan ini sendiri terdapat momentum menarik dan paling ditunggu oleh masyarakat yang melihat atau menonton langsung kesenian nuansa magis tersebut. yaitu pada saat telah memasuki tahap kerawuhan atau kerasukan. dimana sang pemegang kepala banteng kesurupan arwah leluhur atau lazim yang disebut dengan Dhanyangan.Â
Pada saat pemegang kepala banteng ini kesurupan, seseorang yang disebut "pendekar" dengan membawa sebuah cambuk yang biasa disebut orang jawa sebagai "pecut", bertugas untuk mencoba menenangkan dan mengeluarkan arwah leluhur yang merasuki sang pemegang kepala banteng. Dan saat sang pemegang kepala banteng dan sang pendekar ber hadap-hadapan, suara dari gendang yang dipukul pun turut mengiringi pada saat itu.Â
Dan apabila sang pendekar berhasil mengeluarkan arwah leluhur yang merasuki sang pemegang kepala banteng, maka sang pemegang kepala banteng pun kembali tenang dan kemudian sang pendekar menuntun sang pemegang kepala banteng dengan memegang tanduk dari topeng banteng tersebut. Dan tidak jarang pula sang pemegang kepala banteng langsung pingsan tak sadarkan diri setelah arwah leluhur dikeluarkan oleh sang pendekar.
Pada event tersebut, seluruh komunitas kesenian bantengan se Malang raya akan berkumpul untuk mempertunjukkan kesenian bantengan secara serentak yang biasanya digelar di Stadion Gelora Brantas Kota Batu. Â tujuan dari diadakan nya festival ini adalah untuk menjaga kelestarian kesenian bantengan dan mempopulerkan kesenian bantengan agar lebih dikenl di seluruh nusantara bahkan hingga manca negara.Â