Mohon tunggu...
Rafli Hasan
Rafli Hasan Mohon Tunggu... -

columnist, urban traveler, blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kreatifnya Orang Aceh, Sayang Wakil Rakyatnya Tumpul

23 November 2012   03:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:48 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyambung tulisan yang kemarin, pagi ini di account fb saya muncul gambar yang menurut saya cukup kreatif dalam mendisain lambang dan bendera Aceh yang baru. Setelah DPRA yang mengusulkan lambang dan bendera yang selain sudah pernah ada, juga memancing kontroversi, muncul ide kreatif berakun Atjeh Group di media Flickr yang memajang gambar lambang dan bendera Aceh.

http://www.flickr.com/photos/atjeh_group/8210423898/in/photostream/

[caption id="attachment_210950" align="alignnone" width="540" caption="ide kreatif orang Aceh "][/caption]

http://www.flickr.com/photos/atjeh_group/8210424760/in/photostream/

[caption id="attachment_210951" align="alignnone" width="630" caption="kreatif ga?"]

1353642174400955557
1353642174400955557
[/caption]

Berbicara kreativitas memang mahal, karena di dalamnya tercetus ide, kepintaran, kesabaran juga keinginan yang kuat untuk berbuat lebih baik sebagai orang Aceh yang sangat perhatian dengan kondisi sosial mayarakatnya. Oleh karenanya sangat disayangkan, para wakil rakyat Aceh justru bersikap sebaliknya dengan mengusulkan draft qanun dan bendera yang sudah pernah ada sebelumnya yang merupakan lambang dan bendera GAM/ASNLF. Buah kekurang kreatifan DPRA tersebut sudah jelas. Selain protes, cemoohan masyarakat pun berdatangan.

Semoga ide kreatif dari orang Aceh dapat membuka mata, hati dan telinga para wakil rakyat Aceh yang sekarang sedang berleha-leha di atas nikmatnya kemewahan, dengan menyadari bahwa perjuangan rakyat Aceh tidak pernah berhenti dan bukan hanya dimulai sejak adanya GAM kreasi Hasan Tiro, namun jauh ke belakang daripada itu, yaitu semenjak berdirinya Kesultanan Aceh 600 tahun silam.

Rafli Hasan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun