MELATI AGUNG - Kantor Desa Melati Agung menjadi pusat kegiatan pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang melibatkan kolaborasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan perangkat desa setempat, Minggu (24/8/2024).
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari ini bertujuan memperkenalkan konsep apotek hidup kepada masyarakat sambil melestarikan penggunaan tanaman obat tradisional sebagai alternatif pengobatan keluarga yang terjangkau dan aman.
"Program TOGA ini merupakan upaya konkret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tanaman obat tradisional yang mudah diakses di pekarangan rumah," ujar Kepala Desa Melati Agung saat membuka kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN berperan sebagai fasilitator yang membagi pengetahuan teoritis tentang budidaya tanaman obat, sementara Ibu-ibu PKK berbagi pengalaman praktis penggunaan tanaman obat yang selama ini telah mereka terapkan di rumah masing-masing.
Ketua Tim KKN menjelaskan bahwa program ini dipilih karena relevansinya dengan kebutuhan masyarakat desa. "Kami melihat potensi besar pengembangan TOGA di desa ini, mengingat masih banyak masyarakat yang mengandalkan pengobatan tradisional," katanya.
Berbagai jenis tanaman obat menjadi fokus dalam kegiatan ini, antara lain jahe, kunyit, temulawak, serai, daun mint, dan lidah buaya. Pemilihan tanaman-tanaman tersebut didasarkan pada kemudahan perawatan serta khasiatnya yang telah terbukti untuk mengatasi keluhan kesehatan ringan seperti masuk angin, batuk, dan gangguan pencernaan.
Ketua PKK Desa Melati Agung menyambut baik kegiatan ini dan berharap program TOGA dapat berkelanjutan. "Ini sangat bermanfaat bagi kami para ibu rumah tangga. Dengan memiliki tanaman obat sendiri , kami bisa menghemat biaya pengobatan untuk penyakit ringan," ungkapnya.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 25 peserta ini juga meliputi praktik langsung penanaman, teknik perawatan tanaman, hingga cara pengolahan tanaman obat menjadi ramuan yang siap konsumsi. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi dan aktif bertanya tentang berbagai aspek budidaya tanaman obat.
Perangkat desa turut mendukung penuh program ini dengan menyediakan fasilitas dan berkomitmen menjadikan TOGA sebagai program berkelanjutan untuk pengembangan apotek hidup desa.
"Kami berharap setiap keluarga di Desa Melati Agung dapat memiliki tanaman obat di pekarangannya masing-masing. Ini akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan sekaligus melestarikan warisan budaya pengobatan tradisional," pungkas Kepala Desa.