Mohon tunggu...
Rafiq Mubarak
Rafiq Mubarak Mohon Tunggu... Advertising

Seorang praktisi periklanan yang berpengalaman dalam merancang strategi komunikasi dan kampanye digital. Tertarik pada tren pemasaran modern, storytelling, dan bagaimana ide sederhana bisa menggerakkan audiens. Di Kompasiana, saya berbagi pandangan tentang dunia kreatif, branding, dan perilaku konsumen.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bisnis Konveksi 2025: Cara Bangun Brand Pakaian Sendiri dari Nol

18 Oktober 2025   18:00 Diperbarui: 18 Oktober 2025   17:56 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis Konveksi 2025: Cara Bangun Brand Pakaian Sendiri dari Nol
Dulu, membangun brand pakaian itu identik dengan modal besar dan pabrik jahit raksasa. Tapi di 2025, game-nya berubah total. Dunia konveksi sekarang jauh lebih terbuka --- siapa pun bisa punya brand sendiri, bahkan dari rumah.

Kuncinya ada di strategi, kreativitas, dan kerja sama dengan konveksi yang tepat.

1. Tentukan Identitas Brand yang Jelas

Sebelum mikirin desain, tentukan dulu DNA brand kamu.
Apakah kamu mau fokus ke kaos kasual, streetwear, atau outfit minimalis?
Brand yang punya identitas kuat akan lebih mudah dikenal, bahkan di tengah persaingan.

"Kalau semua orang bikin baju, yang membedakan cuma ceritanya."

2. Riset Tren Fashion 2025

Tahun ini tren mengarah ke simple fashion dengan warna-warna netral dan bahan yang adem. Konsumen mulai peduli dengan kenyamanan dan keberlanjutan (sustainable fashion).
Gunakan riset tren ini buat menentukan model dan tone produk kamu --- jangan cuma ikut-ikutan.

3. Temukan Konveksi yang Tepat

Pilih konveksi yang bisa diajak komunikasi mudah dan punya fleksibilitas produksi kecil (MOQ rendah). Banyak konveksi sekarang yang menerima pesanan mulai dari 12--24 pcs per desain.
Tipsnya:

  • Cek hasil jahitan dan sablon (mintalah sample).

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun