Mohon tunggu...
Rafi Mohammad
Rafi Mohammad Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Supervisi yang Menghidupkan, Bukan Menakutkan!

21 Juni 2025   21:55 Diperbarui: 21 Juni 2025   21:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Supervisi Pendidikan Sumber : Canva

Peran Kepala Sekolah dan Pengawas: Dari Otoriter ke Kolaboratif

Transformasi supervisi tidak mungkin terjadi tanpa perubahan peran kepala sekolah dan pengawas. Mereka bukan lagi pemegang otoritas tunggal, melainkan fasilitator pembelajaran bagi guru. Di sekolah-sekolah yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran, kita selalu menemukan kepemimpinan yang suportif dan terbuka terhadap umpan balik.

Seorang kepala sekolah inspiratif tidak akan bertanya, “Kenapa ini belum sesuai standar?” tapi justru bertanya, “Apa yang bisa saya bantu agar ini menjadi lebih baik?”

Konteks Supervisi dalam Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka menuntut perubahan paradigma besar dalam supervisi. Pembelajaran yang berpusat pada murid, proyek lintas disiplin, dan asesmen formatif membutuhkan supervisi yang memahami kompleksitas lapangan. Supervisi menjadi wadah pembelajaran profesional, bukan hanya pelaporan dokumen.

Bahkan, dalam Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka, guru didorong untuk terus belajar dan berefleksi. Supervisi menjadi bagian dari proses ini, membantu guru menyusun Teaching at the Right Level dan Profil Pelajar Pancasila secara kontekstual.

Tantangan dan Jalan Ke Depan

Tentu, mengubah wajah supervisi tidaklah mudah. Terdapat banyak tantangan antara lain :

  • Masih kuatnya budaya birokrasi dan evaluasi satu arah.
  • Kurangnya pelatihan bagi kepala sekolah dan pengawas dalam menerapkan supervisi kolaboratif.
  • Persepsi guru yang belum berubah bahwa supervisi adalah "ujian."

Namun, perubahan tetap mungkin. Supervisi yang menghidupkan bisa dimulai dari:

  • Membangun kepercayaan antara supervisor dan guru.
  • Mendorong praktik lesson study dan peer coaching.
  • Menggunakan teknologi untuk observasi dan umpan balik yang lebih fleksibel dan adaptif.

Supervisi sebagai Gerakan Perubahan

Supervisi bukan lagi sekadar prosedur yang harus dijalankan demi laporan. Ia adalah gerakan perubahan. Ketika dilakukan dengan semangat pembinaan dan kolaborasi, supervisi mampu menjadi energi positif bagi guru, bukan beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun